Otomania.com - Keberadaan Toyota Calya dan Daihatsu Sigra menjadi salah satu pilihan untuk konsumen.
Keduanya dianggap mewakili konsumen yang peduli dengan harga.
Dikenal dengan konsumsi bahan bakar yang relatif irit.
Namun, bagaimana dengan harga jual kembali alias resale value.
Memang, harga jual mobil sudah pasti turun dari tahun ke tahunnya.
Seberapa besar penurunannya di pasaran, itulah yang jadi pertimbangan.
Baca Juga: Toyota Bingung Calya-Sigra Dijadikan Armada Taksi, Ini Sisi Positifnya
Kami pun coba mengkomparasikan resale value keduanya, berdasarkan data yang dihimpun dari pasaran mobil bekas (mobkas) yang kami rangkum di kanal Pricelist.
Namun tetap dengan asumsi transmisi, varian tertinggi dan tahun pembuatan yang sama yakni 2016 lalu, saat keduanya diluncurkan untuk pertama kalinya.
Saat itu Daihatsu Sigra 1.2 R A/T Deluxe yang merupakan varian tertingginya dibanderol Rp 147,35 juta on the road DKI Jakarta.
Selang tiga tahun dari barunya, kini harga bekas Daihatsu Sigra 1.2 R Deluxe A/T lansiran 2016 itu di pasar mobil bekas berada di kisaran Rp 95 juta.
Artinya LCGC 7-seater andalan Daihatsu itu terjadi depresiasi harga sebesar 35,52 persen, atau turun Rp 52,35 juta dari harga barunya di 2016 lalu.
Atau dalam setahun pemakaian rata-rata turun 11,84 persen.
Baca Juga: Abaikan 3 Hal Ini, Daihatsu Sigra dan Toyota Calya Bisa Jadi Haus Bbm
Lantas apakah hasil tersebut lebih baik daripada yang dialami oleh saudaranya yakni Toyota Calya? Ternyata tidak.
Toyota Calya 1.2 G A/T lansiran 2016 memang dibanderol Rp 3 jutaan lebih mahal yakni Rp 150 juta on the road DKI Jakarta.
Namun kembaran Daihatsu Sigra itu hanya mengalami depresiasi sebesar 26,6 persen atau turun Rp 40 juta dari harga barunya di 2016 lalu.
Atau dalam setahun pemakaian turun rata-rata 8,86 persen.
Dengan hasil seperti itu, bisa disimpulkan depresiasi harga yang dialami Toyota Calya ternyata lebih baik ketimbang Daihatsu Sigra.
Artikel ini sudah tayang di GridOto.com dengan judul Resale Value Salah Satu Faktor Penentu Pembelian Kendaraan