"Pertamina juga tetap terus mensosialisasikan hal tersebut, dampak bahan bakar terhadap kendaraan," kata Arya dikutip dari Kompas.com, Jakarta, Senin (19/8).
Namun semua kembali lagi ke konsumen pengguna produk yang dinilai KPBB kurang berkualitas ini.
Masih akrab kita temui sehari-hari mobil yang seharusnya meminta oktan tinggi untuk proses kombusinya namun tetap antre di barisan pertalite yang memiliki oktan 90.
Bahkan terkadang pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang menawarkan premium yang memiliki oktan 88 saja masih ada kendaraan 'mentereng' berjejer di outlet premium.
Baca Juga: Truk Tangki Pertamina Bawa 32.000 Liter Bbm Tabrakan dengan Calya, 3 Orang Tewas Terbakar
Perlukah kita menilik diri kita sendiri sob sebelum saling tuding penyebab polusi?
Perlukah kita mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk kesehariannya?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan Pertamina Soal Premium dan Pertalite Dianggap Sumber Polusi"