Hal itu jika saja ada hal-hal yang harus dibeli atau dibuat sendiri dalam proses engine swap tersebut.
Lanjut yang kedua, adalah pilihan mesin yang hendak dicangkokkan ke dalam ruang mesin mobil.
"Untuk memilih mesin harus tahu dulu tujuan awalnya apa. Sekadar meremajakan dengan mesin yang lebih muda, atau butuh tenaga yang lebih besar? Lalu dilihat mesinnya cukup atau tidak ke dalam ruang mesin mobilnya," ungkap pria penghobi drifting ini.
Dan setelah pilihan mesin sudah ditentukkan, fokus ubahan baru ditujukan ke mounting mesin dan transmisi.
Setelah itu pilihan girboks, ECU, dan kopelnya apabila mobil tersebut RWD (rear wheel drive) atau AWD (all wheel drive).
"Untuk mounting ada beberapa kombinasi mobil dan mesin yang tidak perlu banyak ubahan. Contohnya BMW, atau Honda Civic ke mesin B series," terang Mashadi.
Sedangkan ECU biasanya dapat menggunakan ECU bawaan mesin yang akan dicangkokkan.
Namun ada beberapa yang tidak bisa digunakkan, hingga harus mengaplikasikan ECU standalone aftermarket.
"Kalau untuk girboks dan kopel biasanya sih selalu ada yang bisa dikawinkan atau diakali untuk masuk ke kombinasi mobil dan mesin barunya," tutup Mashadi.
Baca Juga: Pilihan Mesin Untuk Engine Swap Suzuki Jimny, Masih Punya Saudara Sendiri