"Nggak mungkin saya lihat dia, jadi saya main HP. Saya taruh HP di atas tangki. Tiba-tiba jaket saya ditarik, leher dingin dikalungi pisau," ungkap Dedi.
"Saya merinding nggak bisa mikir apa-apa. Saya langsung kepikir anak istri. Saya bilang, 'Bang, saya punya anak istri.' Dia malah jawab, ah nggak pikirin," sambung warga Rusunawa Ketawang Blok B, Kecamatan Panjang, ini.
Selanjutnya, jelas Dedi, pelaku mengambil ponsel dan dompetnya, lalu mendorongnya ke semak semak.
"Saya didorong, motor saya diambil. Saya cuma duduk, termenung. Orang berhenti di depan saya, saya diam," ucap Dedi.
"Saya mikir anak istri di rumah. Harta bisa dicari. Yang penting saya pulang. Nggak jadi mayat di sana."
Dedi kemudian berjalan kaki sampai flyover Jalan Ryacudu-Sultan Agung.
Baca Juga: Street Manners: Ini Kuncian Dari Pakar Safety Riding Menghindari Begal
"Kemudian saya diantar ke shelter (ojol) di Transmart. Sampai di shelter, langsung dibantu teman teman (sesama ojol). Lapor ke Polsek Sukarame dan Polresta Bandar Lampung," jelas anggota Unit Reaksi Cepat Gabungan Admin Shelter Pengemudi Ojek Online Lampung (Gaspool) ini.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung Komisaris Rossef Efendi menyatakan pihaknya sudah menerima laporan kasus pembegalan itu.
"Sudah kami terima laporannya. Saat ini masih dalam proses pengejaran pelakunya," kata Rossef.
Sebelum kejadian ini, Dedi Suherman mengaku memiliki firasat. Ia mengaku sempat mimpi tiga kali kehilangan sepeda motor.
"Jadi awalnya saya dapat motor Yamaha M3. Saya jual, laku Rp 7 juta, lalu ganti Yamaha Vixion harga Rp 13 juta. Terus saya leasing-kan BPKB-nya buat cicilan," jelasnya.