Suka Duka ‘Go-Jek 001’ dari Kantor di Garasi Sampai Dikalungi Golok

Indra Aditya - Kamis, 10 Januari 2019 | 18:40 WIB

ojek online GOJEK pertama, Mulyono usai menghadiri pelatihan safety riding, di AEON Mall Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2019). (Indra Aditya - )

Otomania.com - Menyandang predikat 'driver 001' memang dimiliki Mulyono (52) karena merupakan pengemudi pertama Go-jek.

Sebelum bergabung di Go-jek, Mulyono merupakan pria yang bekerja sebagai pengemudi ojek pangkalan di Jakarta Selatan.

Kala kantor perusahaan Go-jek berdiri pertama kali berdiri dekat lokasi mangkalnya sebagai ojek pangkalan.

Mulyono mengisahkan, kantor Go-jek kala itu berawal dari garasi mobil.

Baca Juga : Jaminan Soal Aturan Driver Ojek Online, Menhub Akan Gunakan Hak Ini

"Berawal (masuk) Go-jek di Jalan Kerinci (dekat Pasar Mayestik), saya masuk Agustus 2010, (perusahaan) berawal dari garasi mobil, kantornya ukuran 5x7 meter," tutur Mulyono.

Pertama kali berdiri, sistem pemesanan Go-jek tidaklah canggih seperti saat ini.

Saat itu Mulyono akan ditelepon oleh call center jika terdapat orderan.

"Itu, kan, belum pakai aplikasi, by phone, jadi kami ditelepon call center, ditawarkan orderan, mau ambil atau tidak."

Baca Juga : Kapolda Sumsel Patah Tulang Ditabrak Ojek Online, Penabrak Malah Kabur

Menurutnya semua berawal jika driver mau mengambil orderan tersebut akan dikirmkan alamat pemesan.

Tak hanya itu, Mulyono menuturkan, jaket Go-jek dahulu tidak berwarna hijau seperti sekarang ini.

Warna jaket atau seragam untuk mitra atau pengemudi Gojek dulunya berwarna abu-abu.

Sempat Diancam Golok

Pria kelahiran Sragen itu menegaskan, tranformasinya dari seorang pengemudi pangkalan menjadi pengemudi ojek online (ojol), menemui jalan berliku dan berbagai masalah.

Baca Juga : Banyak Driver Ojek Online Motoran Main Ponsel, Kemenhub Bikin Aturan

Di momen tersebut belum banyaknya pengemudi ojol yang berseliweran di DKI Jakarta dan sekitar, membuat Mulyono mendapat berbagai intimidasi, khususnya dari pengemudi ojek pangkalan (opang).

Intimidasi yang paling menakutkan ketika Mulyono diancam menggunakan golok, oleh sejumlah tukang opang.

"Kami sering banget diintimidasi sama (pengemudi) opang-opang. Saya pernah ditimpuk, saya di Graha Raya pernah dikalungin golok. Tapi saya pasrah, saya mencari nafkah dan tidak mengganggu," jelas Mulyono.

Bahkan, Mulyono mengaku sempat dikejar sekelompok ojek pangkalan saat menerima pesanan di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Baca Juga : Asyik, Khusus Driver Ojek Online, Proban Kasih Potongan Harga

Tangis Penumpang

Mulyono mendapatkan pengalaman berkesan saat menjadi pengemudi Go-jek ketika perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta.

Saat itu, Mulyono mengantar seorang perempuan warga negara asing (WNA) ke kawasan Cinere, Depok.

Ketika menjemput WNA tersebut, Mulyono menemui pelanggannya terlihat menangis di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

"Itu customer saya jemput dengan menangis, saya kan bingung. Saya bilang 'Kenapa Miss?'. Jadi sudah lebih dari dua jam dia order GO-Jek, tidak ada yang ambil, karena mungkin jauh, sekitar 15 kilometer dari GBK. Akhirnya saya ambil, intinya itu customer merasa berterima kasih sekali karena saya antar sampai tujuan," ujar Mulyono.

Baca Juga : Driver Ojek Online Blak-Blakan Sulitnya Ngantongin Rp 8 Juta Sebulan

Kompas.com/David Oliver Purba

Nama Anak Serupa dengan CEO Go-Jek

Sebagai orang yang telah menggeluti profesi sebagai pengemudi ojol lebih dari 8 tahun, Mulyono tentu sudah banyak merasakan asam garam dari pekerjaan tersebut.

Namun, kecintaannya terhadap Go-jek yang membuat dirinya sampai saat ini bertahan menggeluti profesi ini.

Puncak kecintaan Mulyono terhadap perusahaan tempat ia bernaung adalah saat ia memberi nama anak terakhirnya, Nadiem Saputra.

Nama depan yang serupa dengan pendiri Go-jek, Nadiem Makarim.

Baca Juga : Miris, Sayonara 8 Juta Sebulan, Segini Fakta Penghasilan Ojek Online

Perekonomian Membaik

Pria berusia 52 tahun tersebut mengaku perekonomian keluarganya membaik sejak beralih profesi menjadi pengemudi ojol.

"Dengan tarif Rp 4.000 per kilo (meter), wah luar biasa, sejahtera. Ya (penghasilan terbesar) di kisaran Rp 6 juta sampai Rp 7 juta," ujar Mulyono.

Bahkan ia pernah mendapatkan handphone baru dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Senang sekali menerima hp dari Pak Menteri, kebetulan pagi tadi hp saya pecah karena jatuh. Tahunya malah dapat rezeki kaya begini," tegas Mulyono.

Baca Juga : Mini Cooper Dibeli Murah Driver Ojek Online, Gagal Dibawa Pulang

Mulyono berharap agar profesi ojol memiliki regulasi yang jelas dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan.

Selain itu, Mulyono juga meminta perusahaan penyedia jasa ojol untuk memperhatikan kesejahteraan para pengemudinya.

Ia berharap dengan dibuatnya regulasi, perusahaan (penyedia jasa ojek online) lebih memperhatikan mitra-mitranya.

“Tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam segi hal apa pun, tentang penghasilan, kenyamanan, dan sebagainya," imbuhnya lagi.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pria Ini Diberi Kode Khusus Driver 001, Pengemudi Pertama Gojek, Begini Kisahnya

 
 
 
View this post on Instagram

Listen carefully, old but gold Tonton video menarik lainnya di GridOto.com (klik link di bio) #warkop #kasinowarkop #videolucu #gridoto #gridmotor #otomotif #otomania #motorplus #jip #otomotifweekly #gridnetwork sc: @dagelanwarkop

A post shared by GridOto (@gridoto) on