Rombak Total Struktur Organisasi, Yamaha Bakal Totalitas di MotoGP Musim Mendatang

Ignatius Ferdian - Minggu, 11 November 2018 | 14:00 WIB

Valentino Rossi dan Maverick Vinales (Ignatius Ferdian - )

Otomania.com - Setelah melewati masa paceklik juara, Yamaha akhirnya bisa menunjukkan tajinya di musim 2018 ini meski masih belum maksimal.

Tapi ternyata Yamaha merasa belum puas dengan raihannya dan ingin mengubah beberapa posisi di organisasinya.

Ini dengan tujuan mereka akan lebih siap berlomba di MotoGP musim mendatang.

"Kami sudah lakukan banyak meeting, diskusi, evaluasi, dan investigasi untuk bisa melangkah maju," kata Lin Jarvis, managing director Yamaha MotoGP, dikutip dari Crash.net.

(BACA JUGA: Bukti Bos Dorna Sports Sudah Datangi Lombok Meninjau Sirkuit MotoGP)

Lin Jarvis mengatakan bahwa Yamaha tidak semerta-merta puas gara-gara satu kemenangan di Australia beberapa waktu lalu.

Yamaha punya pandangan dan cara yang berbeda untuk musim depan.

Ketidakpuasan ini membawa ke langkah perombakan organisasi besar-besaran di Yamaha MotoGP.

Fokus Yamaha adalah mekanik.

Sementara, yang sudah dirombak adalah bagian Maverick Vinales.

(BACA JUGA: Pembalap Aprilia Main Gamelan di Sela MotoGP Malaysia, Netizen Heboh)

"Maverick akan ganti kepala mekanik, Esteban Garcia menggantikan Ramon Forcada," ungkapnya.

"Wilco Zeelenberg, pelatih balap Maverick akan pindah ke tim SIC, jadi dia akan memakai pelatih sekaligus analis balap, mantan juara 125 cc Julian Simon di sampingnya," jelas Jarvis.

Dan tidak hanya bagian Vinales saja, jabatan-jabatan lain akan ada perombakan juga segera.

"Jadi ya, akan ada perubahan lain di organisasi kami, dan itu untuk menyelesaikan masalah kami, jadi aku masih belum bisa katakan lebih lagi, intinya kami akan punya lebih banyak mekanik dan mekanik baru, tapi aku belum bisa katakan dimana saja," tegasnya.

(BACA JUGA: Ssst...Dorna Sport Sudah Pantau Lombok Buat MotoGP Indonesia di 2021)

Mekanik ini tidak hanya direkrut dari orang Jepang yang sudah lama bekerja untuk Yamaha saja.

Bahkan, Jarvis bilang Yamaha tidak segan untuk merekrut mekanik dari pabrikan lain dan organisasi lain.

Jelas ini berbeda dengan budaya Yamaha yang terbiasa menggunakan mekanik asal Jepang.

Ada alasan khusus kenapa Yamaha ingin merekrut orang-orang eksternal.

"Kami butuh bekerja dalam cara yang berbeda dan harapannya akan akan banyak keuntungan di sana," jelasnya.