Otomania.com - Dalam waktu dekat Suzuki Grand Vitara sudah disuntik mati di Indonesia.
Negara asalnya, Jepang Grand Vitara sudah tak diproduksi lagi sejak Juli lalu.
Artinya deretan mobil Suzuki yang discontinue makin banyak.
Sebelumnya sudah banyak, model dari Suzuki yang dipensiunkan dini karena kalah saing.
(BACA JUGA: Suzuki Bersiap Segarkan Tampilan Baleno Akhir 2018)
Pertama ada Suzuki Aerio yang diperkenalkan 2001 lalu.
Mobil ini masuk ke dalam tipe hatchback dengan mesin 1.500 cc.
Sempat menjadi rival Jazz dan Yaris gen I, dan akhirnya harus pupus di tahun 2008.
Suzuki Vitara, Escudo dan Sidekick, ketiganya menghiasi lini produk di medio 90-an.
Vitara misalnya pertama kali dikenalkan 1992 dengan penggerak 4WD.
(BACA JUGA: Selamat Tinggal Suzuki Splash )
Lalu Escudo hadir 1994 dengan pilihan penggerak 2WD, fitur dan tampilannya tidak berbeda jauh dengan Vitara.
Lalu pada 1995 hadir Sidekick yang lebih ekonomis dari dua kakaknya.
Ketiganya berhenti dijual sekitar tahun 1997.
Cerita berlanjut ke 2001, saat itu Suzuki menawarkan produk SUV Escudo.
(BACA JUGA: Suzuki Splash dan Kia Morning Hilang dari Daftar City Car )
Lalu pada 2003 Suzuki memperkenalkan Escudo tujuh penumpang. Namun nasib produk ini hanya sampai 2006.
Produk sedan Baleno sempat diperkenalkan pada 1996 dan hanya bertahan hingga tahun 2003.
Produk city car Splash pernah hadir di 2008 buah kerja sama antara Suzuki dan Opel di Eropa dan pensiun juga pada 2016 kemarin.
Selanjutnya Celerio, city car tersebut hadir hendak menggantikan Splash pada medio 2015.
(BACA JUGA: Suzuki Stop Jualan Celerio)
Namun produk yang dibawa dari India tersebut sulit untuk bersaing di Indonesia dan berhenti dijual 2017.
Presiden Direktur PT Suzuki indomobil Motor (SIM), Seiji Itayama mengungkapkan, penggantian jajaran produk-produk Suzuki selama ini adalah bagian dari strategi perusahaan.
Suzuki mengikuti perkembangan tren kendaraan meski diakui hal tersebut terlihat menjadi inkonsistensi produk Suzuki.
“Sebenarnya kalau saya ditanya, memang ini strategi. Bukan berarti kita berhenti, tapi kita sediakan produk yang lebih baik daripada produk sebelumnya."
"Memang kalau kita ganti, kita berhenti, muncul lagi image yang kurang baik. Nanti akan saya tinjau kembali,” ucap Itayama.