Otomania.com - Memperbesar ukuran ban memang boleh-boleh saja, tapi juga harus memperhatikan ambang batas maksimal.
Sebab, jika terlalu over ukurannya malah bisa berbahaya buat pengendaranya nih.
Bahkan, sama bahayanya jika kamu menggunakan ban berukuran sangat kecil atau biasa disebut ban cacing.
"Nyawa kita ini (bikers) berada di ujung di mana tapak ban menyentuh aspal," ucap Aldrin, punggawa Rumah Ban Motor.
(BACA JUGA: Nikita Mirzani Beli Sedan Mewah di Atas Rp 2 Miliar, Baru Ada 7 Pemilik di Indonesia)
Dalam kasus ban motor kelewat besar atau lebar, menyebabkan ban jadi mendonat.
"Nah ban mendonat itu sebenarnya hanya tampilannya saja lebar. Tapi, tapak ban yang bersentuhan dengan aspal sangat sedikit," ujar Aldrin.
"Persis seperti kamu menggunakan ban cacing, hanya sedikit saja permukaan ban yang menempel ke aspal. Hal ini berbahaya, apalagi saat bermanuver karena ban bisa mudah kehilangan cengkraman ke aspal," ucap pria ramah senyum ini.
Namun, upgrade ukuran ban bukan berarti diharamkan.
(BACA JUGA: Jangan Disamakan, E-Tilang dan E-TLE Ternyata Dua Hal Berbeda)
Asal memperhitungkan spesifikasi pelek dan kondisi mesin, memperbesar ukuran ban masih dihalalkan.
"Makin besar ukuran ban otomatis diameter total pasti jadi tambah. Hal ini mempengaruhi momen putarnya saat tarikan awal, jadi lebih berat," ujar Aldrin.
Idealnya kenaikan ukuran ban motor enggak lebih dari satu atau dua tingkat.
"Ada pabrikan yang memberikan ukuran ban minimum. Makanya, upgrade ukuran ban satu atau dua ukuran enggak masalah," Ucap Aldrin.
(BACA JUGA: Hajar Balok Separator Busway, Minitrans Terguling Empat Orang Luka)
"Misal sama-sama pelek dengan lebar 3,5 inci, Kawasaki Ninja Mono dikasih ban ukuran 130/70, sedangkan V-ixion hanya dikasih 120/70. Itu karena kemampuan dan kebutuhan setiap motor berbeda," jelas Aldrin.
Nah, jadi jangan cuma kejar tampilan saja ya. Perhitungkan juga sisi keselamatan dan kemampuan mesin kalian.
Jangan sampai upgrade ukuran ban malah bikin tenaga mesin tambah loyo dan bikin riding jadi berbahaya.