Go-Jek Haus Dana Besar, Butuh Rp 29 Miliar Buat Penetrasi ke Luar Negeri

Ditta Aditya Pratama - Selasa, 18 September 2018 | 19:40 WIB

Ilustrasi Go-Jek (Ditta Aditya Pratama - )

Otomania.com - Go-Jek dikabarkan tengah membutuhkan suntikan dana besar yang mencapai Rp 29,7 miliar.

Suntikan dana tersebut infonya akan dipakai untuk merangsek ke pasar luar negeri.

Info tambahannya, sesi pencarian dana investasi akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan saja.

Sumber info yang menyampaikan hal tersebut tidak mau menyebutkan identitasnya karena informasi ini sangat privasi.

(BACA JUGA: Terbentur Pembatasan Impor, BMW Naikan Harga Moge Sampai Rp 20 Jutaan)

Perusahaan yang digawangi Nadiem Makarim ini sebelumnya telah disokong beberapa investor besar seperti Tencent Holding Ltd, Tamasek Holdingn Pte, dan Warburg Pincus.

Beberapa waktu ini Go-Jek memang semakin agresif untuk melebarkan sayap keluar dari Indonesia.

Terakhir, Go-Jek versi Vietnam dengan nama Go-Viet yang resmi mengaspal 12 September kemarin.

Di negara tersebut, aplikasi Go-Jek diklaim telah diunduh 1,5 juta kali dalam enam minggu dan memiliki 25.000 mitra Go-Jek.

(BACA JUGA: Bukan Macet, Tuas Rem ABS Melawan Saat Ditekan Karena Oli Rem Dipaksa Berhenti)

Dalam beberapa waktu ke depan, Go-Viet akan menawarkan fasilitas layanan lain seperti apliaksi Go-Jek di Indonesia, yakni Go-Car, Go-Food, dan Go-Pay.

"Konsumen butuh pilihan lain dan pasar harus lebih kompetitif agar pertumbuhan industri bisa berkelanjutan," ujar CEO Go-Jek, Nadiem Makarim saat meresmikan Go-Viet.

Go-Jek sesumbar akan menambah daftar negara lainnya, yakni Thailand, Singapura, dan Filipina.

Pendanaan terakhir yang diterima Go-Jek adalah 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 22,3 triliun).

(BACA JUGA: Dalam Catatan, Valentino Rossi Belum Pernah Podium di MotoGP Aragon)

Dalam laporannya, Bloomberg menaksir valuasi perusahaan kini mencapai 5 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 74,4 triliun).

Penetrasi Go-Jek ini disebut sebagai langkah untuk menyaingi startup sejenis asal Singapura, Grab yang telah mengakuisisi Uber di wilayah Asia Tenggara.