Mesin Sudah Di Test 400 Jam, Hino Mengaku Truknya Siap Minum Biodiesel B20

Irsyaad Wijaya - Jumat, 7 September 2018 | 08:15 WIB

Ilustrasi Hino New Dutro 130 HD X Power (Irsyaad Wijaya - )

Otomania.com - PT Hino Motor Sales Indonesia mengaku siap dengan implementasi pemerintah yang mengganti solar murni menjadi Biodiesel B20.

Menurut Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI, sejak pertama kali pemerintah mencanangkan program B20 pihaknya mengaku sudah siap.

"Kendaraan yang Hino produksi selalu dilakukan pengembangan dan penyesuaian mengikuti kondisi yang ada di Indonesia," ujarnya dalam siaran resmi, (4/9/2018).

"Untuk itu bagi customer setia Hino tidak perlu khawatir, karena Hino telah lulus uji dan siap menggunakan bahan bakar solar B20” lanjut Santiko.

(BACA JUGA: Avanza Jadi Jangkung, Jejali Karet Lift Kit 5 Cm )

Hino sejak tiga tahun yang lalu telah melakukan pengujian pada mesin berteknologi common rail dengan metode uji engine bench test.

Pengujian tersebut dilakukan di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP-BPPT) selama 400 jam dengan beban penuh pada putaran mesin maksimum yaitu 2.500 rpm selama 8 jam/ hari.

Metode uji tersebut merupakan metode yang disarankan oleh prinsipal Hino di Jepang.

Uji coba ini diklaim dapat memaksa mesin melakukan performa maksimal jika dibandingkan dengan road test atau kondisi pemakaian aktual di jalan.

(BACA JUGA: Pereli dan Off-Roader Medan Dilantik Jadi Wakil Gubernur Sumatera Utara Baru)

Hasilnya untuk mesin Hino tidak ada fenomena yang membahayakan pada pengujian tersebut.

Artinya, mesin Hino telah lulus uji menggunakan bahan bakar biodiesel B20.

Pengujian ini juga membuktikan bahwa penggunaan biodiesel B20 tidak akan berpengaruh terhadap mesin berteknologi mekanikal.

Hasil pengujian tersebut juga sudah dilaporkan ke Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM sebagai salah satu bentuk komitmen Hino dalam mendukung kebijakan pemerintah.

“Kami juga menghimbau kepada pemerintah untuk menyempurnakan proses pencampuran solar dan FAME agar meminimalisir efek samping yang ditimbulkan bagi kendaraan”, tutup Santiko.

(BACA JUGA: Ford Mustang 1968, Mobil Kesayangan Wakil Gubernur Sumatera Utara)