"Masalah kaki-kaki seperti spooring dan balancing yang telat itu juga berpengaruh terhadap bagaimanan alignment ban dan bagaimana dia berdiri," kata Rudi seraya menjelaskan.
"Sehingga ketika digunakan kalau sudah miring atau offside segala macam kemungkinan terkikisnya akan lebih cepat dan enggak merata," ucapnya.
3. Bobot yang berlebih
Meski terlihat spele, tapi bobot yang berlebih itu jika diakumulasikan dengan perjalanan waktu lama kelamaan juga membuat alur ban lebih cepat termakan.
Misal index beban 70 maka ban tersebut memiliki batas kemampuan seberat 335 kg, kali 4 maka bebannya 1.340 kg.
Kalau bobot kosong mobil 1.075 kg, maka beban sisa yang bisa diakomodasi 255 kg.
(BACA JUGA: Pertamina Akan Perbanyak SPBU Non Tunai, Bayar Tinggal Pindai Dari HP)
Jika mobil membawa beban 375 kg secara terus menerus, kondisi dinding ban akan mudah retak dan bahkan lapisan ban luar akan terkelupas.
Kondisi itu akan lebih parah jika tekanan angin di bawah patokan.
"Kemudian bobot, ini yang kadang suka tidak diindahkan oleh orang bahwa banyak barang-barang enggak penting di dalam mobil sehingga menambah bobot," terang Rudy.
"Tapi dampaknya memang tidak 'instan', yang lebih cepat adalah tekanan angin yang tadi," lanjutnya.
4. Cara Pengereman
Sadar atau enggak, pengereman secara mendadak bisa berpotensi juga memperpendek umur ban.
Perilaku tersebut ternyata mampu memperpendek umur ban, sebab memperbesar gaya gesek permukaan ban ke aspal.
(BACA JUGA: Kabar Buruk, Mobil SUV Yang Dikembangkan Oleh Apple Alami Kecelakaan)
"Mobil kita mungkin tidak pakai ABS, tapi perilaku kita mengerem sering ngejut apalagi di posisi posisi mendekati berhenti sehingga gesekan ban itu semakin banyak," jelas Rudy lagi.
"Itu juga cepat menghabiskan tapak ban kita," tutupnya.