"Dari informasi yang diperoleh di lapangan, ada kelompok geng motor yang tancap gas yang menimbulkan suara knalpot keras di daerah tersebut. Warga kesal kemudian mengejarnya hingga perselisihan pun terjadi yang berakhir perang kelompok,” katanya.
Untuk mengatasi perang kelompok di daerah itu, lanjut Hotman, aparat kepolisian bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama melakukan tindakan persuasif untuk meredam situasi.
“Selain tindakan persuasif, kami juga menyiagakan personel di daerah itu selama 24 jam. Jika dilihat kondisi penambahan personil, pasukan Sabhara Polrestabes Makassar akan diperbantukan. Kalau masih tidak bisa diselesaikan lagi dengan persuasif, kita terpaksa mengambil tindakan preentif dengan penegakan hukum,” tegasnya.