Tapi pada akhirnya pemerintah menoleransi keberadaan Metromini dan Kopaja.
Meskipun begitu permasalahan antara bus-bus tersebut sering terjadi dengan Transjakarta.
Ini disebabkan trayeknya diserobot Transjakarta padahal mereka punya izin yang diperpanjang.
Mereka tak sanggup membeli kendaraan baru dan memilih menjual armadanya menjadi rongsokan dan alih usaha.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan pihaknya sebenarnya bisa saja mengandangkan bus-bus yang tak laik jalan ini sesuai dengan Perda Transportasi.
(BACA JUGA: Mobil Listrik Sampai Otonom, Ini Kendaraan Di Asian Games 2018)
Namun menurutnya, itu terlalu menekan pemilik mobil.
"Konsep yang akan nanti kita akan terapkan itu bukan ingin menjadi Metromini punah, bukan Kopaja punah," ujar Andri.
"Malah justru, ke depan, kita ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada operator existing untuk tetap melakukan usaha di bidang transportasi," tambahnya, Minggu (19/8/2018).
Andri mengatakan kebijakan ini sesuai dengan keinginan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Anies disebut ingin tak hanya penumpang yang untung, namun juga sopir dan pemilik armada.
Andri menyakini lambat laun, pemilik kendaraan akan bergabung.
"Ya optimis dong. Harus optimis. Selama niat kita mensejahterakan masyarakat. Ada operator, usaha, ada masyarakat, semua ingin menjadi bagus insya Allah bagus," kata dia.