Hingga awal 2000-an, armadanya terus bertambah dan menjangkau hampir seluruh jaringan jalan raya Ibu Kota.
Tarifnya yang murah dan rata untuk sekali jalan membuat bus ini menjadi andalan.
Di era kepemimpinan Ahok keberadaan Metromini dan Kopaja mulai terancam.
Di samping sudah adanya Transjakarta.
Selain itu, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi mengamanatkan semua angkutan umum harus diremajakan setelah 10 tahun.
(BACA JUGA: Ini Dia Sosok Di Balik Aksi 'Jokowi' Naik Moge Saat Pembukaan Asian Games 2018)
Karena rata-rata Metromini dan Kopaja berumur di atas 10 tahun maka Ahok ingin pemilik kendaraan tersebut bergabung di bawah bendera Transjakarta.
Tapi pemilik keberatan karena tak sanggup jika harus membeli armada baru.
Selain itu, Ahok meyakini bus yang beroperasi memang sudah tak laik jalan dan dikendarai ugal-ugalan.
Ahok yang kala itu sudah bersiap untuk perhelatan Asian Games 2018, membuka rute-rute yang dilayani Metromini dan Kopaja untuk mematikannya secara perlahan.
Ia bahkan berjanji, saat Asian Games 2018, tak ada lagi Metromini dan Kopaja jelek.
(BACA JUGA: Ingat, Beberapa Ruas Tol Dipakai Sebagai Jalur Khusus Rombongan Asian Games)