Indonesia Ingin Jadi Produsen Mobil Listrik, Bikin Sedan Paling Memungkinkan

Irsyaad Wijaya - Kamis, 26 Juli 2018 | 13:00 WIB

Toyota Prius Plug-In Hybrid. (Irsyaad Wijaya - )

Otomania.com – Mobil berteknologi listrik tengah menjadi pusat perhatian para produsen, enggak terkecuali Toyota.

Toyota bahkan bersama universitas ternama di Indonesia sedang giat melakukan penelitian dan studi kendaraan elektrifikasi.

Termasuk di dalamnya mobil berteknologi listrik, hybrid, maupun plug-in hybrid.

Demi menyukseskan kegiatan ini, Toyota menyumbangkan sekitar 18 unit mobil yang terdiri dari 6 unit Prius Hybrid, 6 unit Prius PHV (Plug-in Hybrid), dan 6 unit Corolla Altis untuk keperluan studi.

Sebagai salah satu pasar MPV dan SUV terbesar, kenapa studi kendaraan elektrifikasi pakai sedan?

(BACA JUGA: Kalau Lihat Sekilas, Enggak Bakal Nyangka Kalau Tiga Motor Jalanan Ini Aslinya Honda CRF150L)

Padahal bukan tak mungkin bagi Toyota untuk menghadirkan MPV atau SUV hybrid, salah satu contohnya yang sudah tersedia yaitu C-HR Hybrid.

Menurut Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, hal ini kembali lagi ke target yang ingin dicapai pemerintah.

“Perhatian pemerintah kan mau electric car, terus kemudian harus bisa jadi kendaraan ekspor,” ujarnya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta (24/7/2018).

Toyota C-HR Hybrid

“Nah kalau kami kasih CH-R kan enggak nyambung semuanya, jadi setelah kami membaca kemauan pemerintah, maka yang memungkinkan adalah sedan,” lanjut Soerjo.

Soerjo mengatakan meski pasar sedan di Indonesia sendiri sangat kecil, bukan tak mungkin permintaannya akan banyak muncul untuk pasar ekspor.

(BACA JUGA: Diam-diam Ducati Kembangkan Motor 250 Cc, Tercium Ingin Melebarkan Sayapnya ke Moto3)

“Sedan mungkin untuk sekarang belum tren, tapi bisa untuk kebutuhan ekspor. Misal untuk Autralia, mereka butuh kendaraan-kendaraan seperti itu,” tutur Soerjo.

“Pemerintah ingin kita bisa meningkatkan income tidak hanya lewat pajak, tapi juga lewat ekspor kendaraan, kenapa enggak (produksi sedan)?” sambungnya.

Soerjo juga yakin tren kendaraan di Indonesia masih bisa berubah-ubah, meski segmen MPV tetap jadi basis penjualan terbesar.

“Jadi jangan hanya melihat dari market domestik, makanya saya bilang kata kuncinya adalah investasi,” tutupnya.