Otomania.com - Komunitas motor bisa saja mengajukan permohonan untuk mendapat pengalawan dari polisi saat konvoi.
Hal itu diungkapkan oleh Bripda Riska D Febri dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri).
Namun lanjut dia, masyarakat harus membuat surat permohonan terlebih dahulu jika ingin mendapatkan pengawalan.
"Kalau misalkan mau konvoi atau izin keramaian itu tetap harus mengajukan surat pengajuan izin dari kepolisian," kata Bripda Rizka di Jakarta, Senin (23/7/2018).
(BACA JUGA: Lihat Jalan Rusak Bertahun-Tahun, Cita Citata Tulis Surat Terbuka Untuk Pemerintah Kota Bekasi)
"Misalnya saja kita dari Korlantas Polri itu bisa saja mengawal suatu konvoi selagi bersifat resmi. Kalau Harley-Davidson itu setahu saya resmi," bebernya lagi.
Menurut Rizka, pengawalan yang diberikan polisi itu tidak dipungut biaya alias gratis.
"Untuk soal pengawalan itu tentu gratis, karena balik lagi kita dari pihak kepolisian diterjunkan untuk melindungi dan melayani masyarakat," ucapnya.
Namun ketika ada pengajuan permohonan pengawalan dari masyarakat, Polisi akan mempertimbangkan seperti apa pola pengawalan yang akan dilakukan dari adanya permohonan tersebut.
(BACA JUGA: Standar Emisi Euro IV Berlaku Oktober Nanti, DFSK Bilang Enggak Masalah)
Pengawalan ini sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk mengamankan si pemohon pengawalan, namun juga pengendara lain di jalan raya dari adanya kegiatan tersebut.
Bayangkan betapa bahayanya ketika sebuah iring-iringan tidak dikawal Polisi?
Iring-iringan tersebut bisa berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang tentunya sangat membahayakan iring-iringan itu sendiri dan juga pengguna jalan lain.
Namun lanjut dia sangat disayangkan, kurangnya pemahaman tata cara berkonvoi dengan pengawalan kepolisian.
Rombongan kendaraan yang perjalanannya dikawal oleh polisi, kerap menganggap dirinya memiliki hak khusus untuk mendahului pengguna jalan lain.
(BACA JUGA: Video Arogansi Konvoi Moge, Pukul Spion Truk Sampai Bikin Pemotor Wanita Nyungsep ke Sawah)
Dari situlah muncul tindakan semena-mena, bahkan melanggar rambu lalu lintas pun seakan menjadi hal yang tak masalah.
"Kan yang berkendara bukan cuma kita, jadi perlu ada etika dan menghargai satu sama lain," tutupnya.