Performa
Untuk urusan performa kita bahas tiap tipe. Advance dengan baterai lebih besar terasa sangat responsif, terutama di mode Power.
Tenaganya cukup banget untuk sekedar ‘cari keringat’ saat weekend. Menghadapi jalan bergelombang cukup gas tipis-tipis saja, ada tanjakan terjal tinggal buka gas lebih besar lagi. Fun to ride!
Kemudian suspensi depan upside down terasa lebih mantap meredam getaran dan benturan, terutama saat mendarat.
Sedang yang belakang kami rasa travel suspensinya kurang panjang, jadi terasa mentok kala harus mendarat dengan keras.
Tipe Lite dengan kapasitas baterai lebih kecil memiliki respon tenaga yang tidak seresponsif saudaranya.
Apalagi kalau memilih mode EP, cenderung lemot. Ini sih lebih cocok buat yang suka santai sambil menikmati alam terbuka.
Suspensi depan teleskopik juga sering mentok kalau terbang terlalu tinggi, sedang yang belakang sami mawon alias sama saja dengan tipe Advance.
Soal pengereman, baik Advance maupun Lite dibekali dengan rem hidrolik mini seperti yang dapat ditemukan pada MTB.
Performanya biasa saja, malah terasa kurang pakem, sehingga kami harus pikir-pikir kala ingin late braking ketika memasuki tikungan setelah digaspol pada lintasan lurus.
(BACA JUGA: Unik, Dua WNI di Australia Pakai Pelat Nomor Mobilnya Bertuliskan 'JOKOWI')
Yang seru, penggunaan baterai termasuk irit. Sekali turun dan digeber beberapa putaran hanya habis sekitar 10 persen saja.
Jadi dengan kapasitas full cukup banget untuk dipakai main tanah seharian.
Pokoknya seru deh! Kira-kira berapa harganya ya?
Sayangnya pihak Viar belum bisa membocorkan estimasinya.
Begitu pula info kapan dijual juga belum ada. Jadi kalau berminat sabar ya!