Dendam Sama Mobil 'Pelat Nomor AD', Honda Brio Jadi Korban Pelemparan Batu di Yogyakarta

Ditta Aditya Pratama - Jumat, 13 Juli 2018 | 19:00 WIB

Ilustrasi pelemparan batu ke mobil (Ditta Aditya Pratama - )

Otomania.com - Peristiwa lempar batu ke kaca mobil kembali terjadi di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Insiden terjadi di Jalan Wonosari-Paliyan tepatnya di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari pada Jumat dini hari (13/7/2018).

Hal tersebut dibenarkan oleh Kasi Humas Polsek Wonosari, Aiptu Nugroho.

Insiden ini bermula ketika Hamzah Arfah Susanto (34), warga Desa Mulusan, Kecamatan Paliyan mengendarai Honda Brio dari arah Wonosari menuju Paliyan.

Sesampainya di lokasi kejadian, ia berpapasan dengan pengendara motor dan tiba-tiba tanpa alasan jelas pelaku melempar batu ke arah kaca Honda Brio miliknya.

(BACA JUGA: Valentino Rossi Enggak Mengira Sebelumnya Dani Pedrosa Memilih Pensiun dari MotoGp, Padahal Berharap Bisa Masuk Yamaha)

Dirasa mengancam dan merugikan, Arfah berusaha mengejar pelaku dan berhasil mengejarnya.

Di saat bersamaan warga sekitar mengerumuni pelaku dan korban yang sempat terlibat adu mulut.

"Terjadilah aksi kejar-kejaran antara pelaku dengan korban, diketahui pelaku adalah WS (25) warga Padukuhan Rejosari, Kecamatan Gedangsari dan IK (33) warga Kebun Dalem, Madurejo, Prambanan," ujar Nugroho.

Nugroho mengatakan setelah terjadi cekcok dan warga mengetahui bahwa telah terjadi aksi pelemparan batu warga menjadi geram dan menghajar kedua pelaku tersebut.

Motif pelemparan yang dilakukan WS dan IK tidak jelas.

(BACA JUGA: All New Honda PCX Hybrid Sudah Bisa Dipesan, AHM Menjualnya Rp 40,3 Juta)

"Saat diinterograsi pelaku mengatakan bahwa dirinya pernah dihajar saat berkunjung ke Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah dan dendam kepada mobil be-plat nomor AD. Mereka mengira itu mobil plat AD, dan alasan tersebut sangat tidak wajar," tuturnya.

Nugroho mengatakan dari keterangan dua pelaku, keduanya semula berwisata dari Pantai Sepanjang dan sampai di daerah Wareng menggunakan GPS.

"Saat ini masih dimintai keterangan modus dan motif sebenarnya masih belum diketahui," jelasnya.