Kejadian itu sempat luput dari dua penumpang lainnya karena sopir sengaja menaikkan volume musik dari speaker yang membuat kondisi di dalam mikrolet menjadi sangat bising.
Pengawasan dishub
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai Dinas Perhubungan kurang memberi edukasi kepada sopir dan pengusaha angkutan umum.
"Itu, kan, karena proses edukasi dan pengawasan dari Dishub DKI juga kurang maksimal," ujar Gembong.
Gembong meminta Dinas Perhubungan ikut meningkatkan pembinaan dan pengawasan sopir angkot.
Selain itu, kata Gembong, kasus ini juga menunjukkan kebutuhan akan transportasi umum yang aman semakin mendesak.
(BACA JUGA: Maskulin Banget, Suzuki Ignis Operasi Wajah Pakai Fascia All New Jimny, Dijejali Pelek AMG)
Terkait ini, Dinas Perhubungan juga sudah memiliki program khusus untuk meningkatkan profesionalitas para sopir angkot.
Program yang dimaksud adalah sertifikasi pengemudi angkutan umum.
"Sejak tahun 2018 ini, Dishub melakukan program sertifikasi pengemudi angkutan umum sebagai bentuk nyata peningkatan kompetensi pengemudi dan juga job protection terhadap profesi pengemudi," ujar Sigit.
Menurut Sigit, sertifikasi itu bisa menjadi solusi agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Sertifikasi itu juga bisa digunakan sopir untuk standarisasi upah mereka.
(BACA JUGA: Cegah Kriminalitas di Angkot, Dishub Punya Program Sertifikasi Sopir Angkutan Umum)
Dengan demikian, kesejahteraan pengemudi bisa semakin baik.
"Profesionalisme kinerjanya, kan, juga akan semakin meningkat," kata Sigit.