Sudah Dipertimbangkan Pabrikan, Ini Plus Minus Pakai Rantai dan Belt Di Motor

Fedrick Wahyu - Senin, 25 Juni 2018 | 08:00 WIB

Rantai di motor sport (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Alat penghubung mesin dan roda belakang pada motor umumnya menggunakan rantai.

Tapi saat ini, jenis belt drive juga mulai populer di Indonesia.

Itu karena saat ini, motor skuter matik sangat populer di Indonesia.

Selain skutik, motor gede berputaran mesin rendah seperti Harley-Davidson juga menggunakan penggerak semacam ini.

(BACA JUGA: Paham Kan? Kenapa Benda Mungil Ini Diberi Nama Baut)

Tapi mengapa ada motor hingga motor sport ber-cc besar, misalnya motor MotoGP, tetap menggunakan sistem rantai dan sprocket gear?

Ternyata hal itu ada alasannya.

Di sistem belt, yang tidak terlalu bergerigi seperti halnya sistem rantai, membuat daya cengkeramnya kurang.

Fadhliansyah
Belt drive

Dengan tekstur seperti itu, ada batasan tenaga yang bisa dilewatkan pada penghubung jenis belt.

Kemungkinan slip akan besar jika digunakan di motor bebek atau motor sport yang mesinnya bekerja pada putaran atau rpm tinggi.

(BACA JUGA: Gerai Isi Nitrogen Kok Pakai Kompresor, Lalu Apa Bedanya Dengan Isi Angin Biasa?)

Terutama saat pergantian gigi, akan terjadi lonjakan yang kemungkinan besar membuat belt slip.

Selain slip, kemungkinan belt untuk putus juga sangat besar.

Dengan karakter mesin yang seperti itu, tidak memungkinkan motor bebek atau sport menggunakan belt.

Rantai lebih kuat dan lebih cocok bekerja dengan mesin berputaran tinggi.