(BACA JUGA: Grab Indonesia dan Kepolisian Buru Sopir Taksi Online Yang Lecehkan dan Rampok Mahasiswi di Palembang)
Menurut mereka, pungli di jalanan paling banyak dilakukan oleh preman.
Pungli ini terjadi di lintas Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung.
Ada juga yang mengeluhkan pungli oleh preman di Samarinda-Balikpapan.
Bahkan, pungli oleh preman ini juga terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti di Marunda dan Cakung-Cilincing.
"Kita lewat warung wajib bayar, kalau gak bayar kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher, kalau tidak ban kita disobek, itu siang bolong," kata salah satu sopir yang mengeluhkan pungli di lintas Sumatera.
(BACA JUGA: Siap-Siap, 50 Ribu Kendaraan Diburu Petugas Pajak, Terdata Gak Bayar Pajak)
Selain oleh preman, ada juga yang mengeluhkan pungli oleh aparat polisi hingga petugas dinas perhubungan.
Biasanya, pungli ini terjadi karena muatan truk yang berlebih.
"Pak polisi biasanya baik-baik, kalau Pak polisi mintanya kecil, kalau dishub dengan ancaman kalau tidak bayar nanti mobil ditahan, dikandangi," kata dia.
"Kita enggak tau batas bawah dan batas atas gimana, biar kita enggak overload, biar enggak diminta sama dishub," tambahnya.
Jokowi berjanji akan langsung menindaklanjuti keluhan para sopir truk.
(BACA JUGA: Begal Gaya, Ajak Pacar Jalan Pakai Mobil Rampasan, Dicegat Pemilik Asli dan Diamuk Warga)
Kepala Negara memerintahkan Wakapolri Komjen pol Syafruddin dan Menteri Perhubungan Budi Karya yang hadir dalam pertemuan itu untuk segera bertindak.
Ia juga mengaku kaget dengan banyaknya pungli ini.
Sebab, selama ini tidak ada laporan serupa yang masuk kepadanya dari pejabat terkait.
"Saya kan dengarnya sedikit, ternyata setelah bertanya kepada para pengemudi, para sopir ternyata sangat banyaknya, kaget dong, masa enggak boleh kaget saya," kata dia kepada wartawan usai pertemuan