Plus-Minus CRF250Rally di Aspal dan Tanah

Setyo Adi Nugroho - Jumat, 31 Maret 2017 | 08:45 WIB

Honda CRF250Rally dijajal konsumen (Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania.com – Honda CRF250Rally menjadi pilihan baru penggemar motor adventure di Indonesia. Model ini makin meramaikan pasar yang selama ini banyak didominasi produk Kawasaki, KTM dan Husqavarna.

Dibanderol dengan harga Rp 43,025 juta, CRF250Rally mengusung mesin 249,6 cc DOHC berpendingin air. Di atas kertas, mesin ini mampu menghasilkan tenaga 24,5 dk di putaran 8.500 rpm dan torsi 22,6 Nm di putaran 6.750 rpm.

Honda memasangkan transmisi enam percepatan dengan tipe wet multi plate hydraulic mantab menghantarkan tenaga mesin dengan presisi. Tapi sebelum beranjak jauh mengenai performa mesin, Otomania.com akan coba membahas bagaimana posisi berkendara di CRF250Rally.

Sudah disinggung pada artikel sebelumnya, dengan tinggi jok 895 mm tidak ada kesulitan untuk pengendara dengan tinggi 169 cm menjejakkan kaki menopang motor ini. Ketika berkendara, desain jok yang tipis memudahkan pengendara untuk menyeimbangkan badan di berbagai manuver berkendara.

Posisi setang cukup nyaman untuk beragam kondisi jalan. Tidak terlalu rendah juga tidak terlalu lebar, yang membuat pengendara tidak lekas lelah saat menempuh perjalanan jauh sekalipun.

CRF250Rally menggunakan suspensi Showa upside down berukuran 43 mm di depan dan suspensi Showa single tube 40 mm dengan Pro link 265 axle stroke di belakang. Kedua suspensi ini mampu memberikan kenyamanan baik saat di jalanan aspal maupun saat diajak berpetualang di medan terjal.

Otomania/Setyo Adi
Peserta mencoba CRF250Rally dalam acara peluncuran oleh Wahana Honda

Dari sisi pengereman, Honda menyematkan cakram berukuran 256 mm dengan dual piston calipers di depan dan cakram 220 dengan single piston di bagian belakang. Selama mencoba sistem pengereman ini bereaksi dengan baik meski belum mendapatkan fitur ABS.

Kembali ke performa mesin. Tenaga besar mesin CRF250Rally sudah terasa pada putaran bawah. Namun motor ini tidak terlalu menyenangkan di lintasan offroad dengan beragam tanjakan.

Alasannya, bobot motor yang mencapai 155 kilogram cukup berat untuk diajak bersenang-senang ala motor trail. Selain itu, hadirnya beragam aksesori pada motor ini beresiko lepas saat digunakan, seperti yang disaksikan saat pengetesan ini.