Palembang, Otomania - Memiliki dimensi yang tinggi, panjang serta besar membuat SUV tampil gagah, macho dan maskulin. Secara tidak langsung untuk mengemudikannya pun cukup berbeda dengan model lain seperti sedan apalagi city car.
Ada hal khusus yang patut diperhatikan, mulai cara persiapan sebelum mengoperasikan kendaraan, teknik mengerem dan bermanuver. Akibat perbedaan tersebut cukup bijak rasanya jika pengendara memahami seluk beluk karakter mobil sebelum mengemudi.
Ada hal khusus yang patut diperhatikan, mulai cara persiapan sebelum mengoperasikan kendaraan, teknik mengerem dan bermanuver. Akibat perbedaan tersebut cukup bijak rasanya jika pengendara memahami seluk beluk karakter mobil sebelum mengemudi.
CEO sekaligus pencetus Drive Labs Rifat Sungkar punya beberapa kunci agar pengemudi bisa berkendara aman dan nyaman ketika menyupir SUV.
"Setiap pengemudi wajib mengenal kendaraan terutama soal dimensi (panjang, lebar, dan tinggi). Paham cara-cara mengoperasikan fitur dan kelengkapan. Paling penting adalah mengetahui ragam masalah pada mobil dan lintasan serta solusi ringannya," kata Rifat kepada Otomania.com, di gathering pengguna Outlander Sport di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (20/3/2016).
Pemahaman
Lebih detail pereli nasional itu memaparkan, pengemudi harus memiliki pemahaman bahwa secara fisik SUV punya jarak dari tanah (ground clearence) yang cukup tinggi. Namun di sisi lain biasanya mobil tinggi memiliki kecenderungan gejala limbung.
Jalan tengah solusi kondisi tersebut biasanya produsen membekali dengan penggunaan suspensi yang punya karkater keras dibandingkan mobil lain. Hal tersebut dibuat untuk menyiasati kestabilan kendaraan terutama bila dipacu pada medan on-road (aspal).
Suspensi keras punya karakter khusus terutama saat melintasi medan bergelombang (bumpy). Biasanya daya cengkram roda akan berkurang. Tentunya hal tersebut menjadi kesulitan ketika mengerem pada kecepatan tinggi di kondisi jalan bergelombang. Otomatis jarak pengereman semakin panjang.
Plus, saat menikung salah satu sisi kendaraan seakan–akan terangkat. Kondisi itu akan mengakibatkan cengkraman roda di sisi tersebut berkurang. Efeknya mobil akan selip (skid), atau bahkan lebih buruk lagi, yaitu terbalik.
Jeli
Pengemudi tentunya harus jeli memerhatikan hal ini dan menyesuaikan cara mengemudi. Titik pengereman harus lebih awal dan kecepatan diperlambat sebagai langkah antisipasi.
Bagi pengguna yang doyan off-road, untuk mendapatkan daya cengkram yang optimal ada baiknya menggunakan ban tipe mud terrain (MT). Spesifikasi bisa dilihat pada samping ban (side wall). Secara visual memiliki ciri-ciri tapak yang kasar dan patern jarang-jarang.
Keunggulannya untuk "menggaruk" tanah lebih mantap dan mendapat traksi maksimal. Namun pengguna juga harus mengetahui efek saat ban MT itu digunakan di aspal. Pertama, daya cengkram tentunya sedikit berkurang karena permukaan ban yang menempel di aspal lebih sedikit. Kedua, munculnya suara mendengung dari ban.
"Jadi segera sesuaikan cara mengemudi Anda sesuai dengan karakter mobil yang dibawa," ujar Rifat.
Pengemudi tentunya harus jeli memerhatikan hal ini dan menyesuaikan cara mengemudi. Titik pengereman harus lebih awal dan kecepatan diperlambat sebagai langkah antisipasi.
Bagi pengguna yang doyan off-road, untuk mendapatkan daya cengkram yang optimal ada baiknya menggunakan ban tipe mud terrain (MT). Spesifikasi bisa dilihat pada samping ban (side wall). Secara visual memiliki ciri-ciri tapak yang kasar dan patern jarang-jarang.
Keunggulannya untuk "menggaruk" tanah lebih mantap dan mendapat traksi maksimal. Namun pengguna juga harus mengetahui efek saat ban MT itu digunakan di aspal. Pertama, daya cengkram tentunya sedikit berkurang karena permukaan ban yang menempel di aspal lebih sedikit. Kedua, munculnya suara mendengung dari ban.
"Jadi segera sesuaikan cara mengemudi Anda sesuai dengan karakter mobil yang dibawa," ujar Rifat.