Otomania.com - Video kecelakaan mobil saat hujan di malam hari tengah menjadi perbincangan hangat.
Dari video sebuah Toyota Avanza tergelincir ketika melaju di jalan basah dan tergenang air.
Parahnya sampai menabrak sebuah halte di area Lapangan Panahan Senayan, Jakarta Pusat, (27/10/18).
Dilaporkan seorang penumpang mobil tewas dan pengemudinya mengalami luka-luka.
(BACA JUGA: Nyesek, Ferrari 458 Remuk Bareng Avanza/Xenia Di Jakarta Selatan)
Pada video kecelakaan tersebut tampak kalau mobil melaju kencang saat kondisi jalanan basah.
Kemudian tiba-tiba mobil tergelincir dan nyaris berbalik arah hingga akhirnya berhenti karena menabrak halte di sisi kiri jalan.
Banyak komentar yang disampaikan warga net mengenai kecelakaan tunggal tersebut, dan banyak yang menyalahkan kondisi aspal yang basah akibat hujan.
Training Director Indonesia Road Safety Agent (IRSA) Poedyo Santosa mengungkapkan penyebab kecelakaan tersebut bisa saja karena ban slip akibat permukaan jalan yang basah.
(BACA JUGA: Toyota Avanza Sundul Halte, Penumpang Asal Libya Lepas Nyawa)
Ditambah lagi dengan cara pengemudi yang mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi.
“Pada saat kondisi gerimis, hujan. seharusnya pengemudi sudah mengurangi kecepatan. Seringkali pengemudi bertemu kubangan air dan ini dapat menyebabkan efek aquaplaning atau hydroplaning,” ucap Poedyo, (27/10/2018).
Efek aquaplanning dapat terjadi saat ban tidak menyentuh permukaan aspal karena terhalang oleh air, ini membuat kendaraan serasa melayang dan tidak dapat dikendalikan.
“Kebanyakan pengemudi malah menerabas kubangan dengan kecepatan tinggi. Alasannya sekalian membersihkan bagian bawah kendaraan, tapi itu berbahaya terlebih bila kita ingin mengendalikan kendaraan,” ungkap Poedyo.
Dan bukan hanya air, alasan kenapa permukaan jalan lebih licin saat basah atau gerimis juga bisa karena permukaan jalan terkena residu asap mesin diesel.
(BACA JUGA: Terkuak! Bukan Karena Bensin, Avanza Meledak di Lampung Gara-gara Kabel)
Asap dari mesin diesel yang mengonsumsi solar mengandung oli, dan saat terkena air maka posisinya akan menggenang di atas permukaan aspal.
“Ini membuat cengkeraman ban di aspal hilang. Akhirnya mobil tidak bisa dikendalikan,” ucap Poedyo.
Poedyo juga mengingatkan, bahwa dalam kecepatan tinggi ada momentum yang mendorong, sehingga menyebabkan sulit untuk menghentikan mobil.
Gaya momentum ini akan semakin besar, sejalan dengan kecepatan mobil yang meningkat.
“Jadi ketika hujan atau gerimis sekalipun usahakan ban menapak aspal. Caranya tidak berjalan terlalu cepat, mengurangi kecepatan jika dirasa terlalu cepat,” pungkas Poedyo.
View this post on Instagram
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR