Otomania.com - Sekarang ini ojek online sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat.
Selain menawarkan kemudahan dan kecepatan untuk memesan alat transportasi, aplikasi ojek online juga memiliki banyak fitur lain.
Makanya banyak pelanggan yang merasa terbantu dalam memenuhi kebutuhan.
Namun ternyata, tak berarti kehidupan ojek online tanpa hambatan.
Karena ada saja cerita dibalik itu semua dan tak semulus yang dibayangkan.
(BACA JUGA:Ridwan Kamil Contek Pagar Pembatas Jalan Korea Selatan, Kurangi Risiko Masuk Jurang)
"Selama ini kami pengemudi daring roda dua dan roda empat selalu dicap nakal. Pelanggaran oleh penumpang, kamilah yang mendapatkan hukuman, lalu kesalahan pada server, kamilah yang mendapatkan hukuman," ujar Humas peserta aksi Dedi Heriyantoni melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Bak tak ingin melanggar prinsip, driver menolak orderan ini ternyata punya alasan.
"Kalau soal menolak order karena kami membutuhkan istirahat, kami pun mendapatkan hukuman," bebernya.
Ia menilai, semua ini terjadi karena peraturan yang dibuat oleh aplikasi selalu sepihak tanpa melibatkan kami para pengemudi roda dua dan roda empat.
(BACA JUGA:Gara-Gara Serobot Jalan, Dua Pemotor Adu Jotos, Istri Sampai Terjungkal)
Sebelumnya, pengemudi transportasi online yang tergabung di bawah komunitas Gerakan Hantam Aplikasi Nakal (Gerhana) kini menggelar aksi demonstrasi di kantor perusahaan aplikasi transportasi Go-Jek di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (12/9/2018).
Ada beberapa tuntutan yang mereka sebutkan.
Seperti halnya menagih janji aplikator terkait kesejahteraan dan menolak keras aplikator menjadi perusahaan transportasi.
Perjanjian kemitraan antara aplikasi dan mitra tidak sesuai dengan PP Kemitraan No. 17 tahun 2013. Inilah kenakalan awal dari Aplikasi.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR