"Ada yang kena 5 persen, namun ada juga yang di atas itu. (Harga Pertamax) Rp 12.800 itu yang (PBBKB) 5 persen," ujar dia, Selasa (3/1/2022).
Selain Pertamax, produk jenis gasoil (diesel), yakni Dexlite (CN 51) juga disesuaikan menjadi Rp 16.150 per liter.
Turun dari sebelumnya Rp 18.300. Dikutip dari laman pertamina.com, Pertamina Dex (CN 53) pun mengalami penyesuian menjadi Rp 16.750 per liter dari sebelumnya Rp 18.800.
Harga baru ini berlaku untuk provinsi dengan besaran PBBKB sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Dilansir dari laman mypertamina.id, penentuan harga BBM nonsubsidi termasuk Pertamax, juga mempertimbangkan biaya pengangkutan BBM ke daerah konsumen.
Secara sederhananya, biaya pengangkutan ini akan ditanggung oleh para konsumen.
Kemudian, semakin jauh lokasinya dari kilang minyak, maka akan semakin mahal juga harga BBM nonsubsidinya.
Meski begitu, perbedaan harga yang ada tidak terlalu besar.
Alasannya adalah agar para pengendara tidak merasa terbebani. Kualitasnya juga sama baiknya.
Berikut adalah rincian harga terbaru Pertamax mulai Selasa (3/1/2023):
Rp 12.800 per liter
Aceh, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Rp 13.050 per liter
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.
Rp 13.300 per liter
Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengapa Harga Pertamax di Setiap Daerah Tidak Rp 12.800? Ini Penjelasan Pertamina