Efek jangka panjang sangat merugikan, seperti kerusakan komponen karena adanya gesekan yang membuat keausan, bahkan sampai macet.
Suparna menjelaskan, patokan mengganti oli mesin bisa dari jarak atau waktu, tinggal tergantung mana yang lebih dulu tercapai.
"Idealnya enam bulan atau setiap 10.000 kilometer (km), tinggal pemilik mobil nanti melihat mana yang tercapai. Misal sudah 6 bulan tapi jarak tempuh masih kecil, idealnya tetap diganti. Begitu juga sebaliknya, sudah 10.000 km tapi belum enam bulan," jelas Suparna.
2. Transmisi dan gardan
Oli transmisi dibagi dua untuk manual dan matik, fungsinya sudah tentu untuk memberikan pelumasan pada komponen di dalam transmisi.
Untuk mobil manual, pergantian wajib dilakukan setiap 40.000 km, sedangkan matik disesuaikan dengan buku pedoman dan servis.
Menurut Suparna, pada prinsipnya pergantian oli transmisi bisa diibaratkan seperti mesin. Karena sifatnya selalu bekerja, pergantiannya lebih cepat lebih baik untuk menjaga keawetan komponen.
"Misal 40.000 km atau dua tahun pemakaian, mungkin bisa diganti lebih cepat saat 20.000 atau 30.000. Bila pemilik sampai menghiraukan oli transmisi dampaknya ini bisa fatal, oli yang tak diganti otomatis kadar oil film-nya bisa berkurang sehingga risiko keausan pada sebagian komponen bisa terjadi," katanya.
Sedangkan untuk oli gardan, juga sama, yakni tiap 40.000 km. Bila tak dilakukan penggantian secara teratur, maka sistem kerjanya bisa terganggu dan menimbulkan keasuan.
3. Minyak rem
Pergantian minyak rem juga perlu dilakukan setiap 40.000 km. Efek negatif telat mengganti bisa menyebabkan kinerja rem berkurang dan fatal akibatnya.
"Untuk minyak rem ini juga tak kalah penting karena fungsinya krusial sekali. Jangan sampai diabaikan karena menyangkut soal keselamatan dalam berkendara," ucap Suparna.
4. Power Steering
Untuk penggantian pelumas power steering, mungkin banyak yang tak mengerti bila tetap harus dilakukan seperti halnya oli mesin.
Dilakukan setiap 40.000 km untuk mobil yang jarang digunakan selama dua tahun.
Ganti oli power steering juga bisa dilakukan saat pemilik mobil mulai merasakan ada keluhan, seperti kemudi yang terasa berat atau terjadi kebocoran.
Suparna menjelaskan, pengantian oli power steering yang rutin dapat mencegah adanya kerusakan seperti korosi. Hal tersebut karena kandungan oli yang sudah lama berisiko tercampur air imbas proses kondensasi.