Menurut Dika, sebenarnya tak masalah, tetapi risikonya jika kondisi sudah sangat parah gigi transmisi tak dapat di oper.
Hal ini berlaku bagi model transmisi matic konvensional maupun CVT. Bedanya, selip kopling transmisi matic konvensional risiko kerusakan bisa-bisa merembet ke bagian gigi transmisi.
"Kerusakan berat gigi transmisi matik konvensional rtidak bisa di oper. Trouble ringan mobil tidak bisa maju atau mundur," ucap Dika.
"Ciri-cirinya setelah memindahkan posisi tuas transmisi mobil matic ke D respon yang diberikan lambat karena ada jeda beberapa detik sebelum konversi tenaga mesin," lanjutnya.
Untuk perbaikan, dia mengatakan, diawali dari flushing oli matic dahulu agar lebih detail memahami beda respons awal gigi transmisi sebelum beralih melakukan pembongkaran komponen transmisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Begini Dampaknya Terus-terusan Gunakan Gigi L pada Mobil Matik