Kesalahan umum pengguna mobil transmisi manual biasanya lantaran menginjak kopling saat menerjang genangan.
Tujuannya yakni menyeimbangkan ritme putaran mesin tinggi agar mesin tak mati.
Padahal, kondisi tersebut justru salah kaprah, yang ada menurut Bambang, justru kopling menjadi lembab.
Kelembaban itu bereaksi cepat dan hitungan semalam saja kopling dan dekrup langsung lengket.
Keesokannya, kadang pemilik kaget ketika perpindahan gigi transmisi menjadi sulit.
"Posisi transmisi netral (N) pelat kopling dan dekrup otomatis saling bergesekan. Kalau lembab otomatis jadi lengket. Jadi ketika awalan jalan, gigi susah masuk. Kopling harus di kocok dahulu," ucapnya.
Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan,
Risiko kerusakan kopling manual tak hanya disebabkan oleh oli transmisi yang terkontaminasi air.
Terbiasa melakukan setengah kopling oleh pengemudi juga berisiko membuat kampas kopling mengalami hangus.
"Salah, niatnya supaya mesin tidak mati tapi konsekuensinya kampas kopling hangus dan bau sangit. Pelat kopling justru mengalami gesekan berlebih," kata Andika.
Masih menurut Andika, risiko selanjutnya akibat putaran mesin yang tinggi, membuat air malah gampang terhisap dan risiko water hammer semakin besar.
"Melewati genangan pakai setengah kopling, putaran mesin akan lebih tinggi dan intake menghisap air semakin banyak," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benar atau Tidak, Mobil Manual Lebih Tangguh Terjang Banjir? ",