Untuk tahap selanjutnya, kata Jajat, adalah sensor yang harus dibuktikan oleh Agen Tunggal Pemilik Merek (ATPM) yakni Mitsubishi.
"Jadi kami akan melakukan ramp check berikutnya, tahap kedua, setelah ada pemeriksaan atau ramp check yang dilakukan dari pihak Mitsubishi berupa fungsional mesin dari kendaraan minibus tersebut," jelasnya.
Setelah kedua bukti didapat, akan menjadi pembanding dan menentukan penyebab dari kecelakaan.
"Apakah betul dari sistem pengereman atau memang ada hal lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut," terangnya.
Kronologi Kejadian
Dikutip dari TribunJabar.id, saat kejadian, EH baru saja menengok keluarganya di Perumahan Pesona Cibeureum, Desa/Kecamatan Sukaraja.
Dari hasil rekaman CCTV, pada pukul 10.00.22 WIB, tampak mobil yang dikemudikan EH melaju dengan kecepatan tinggi keluar kompleks dan menabrak pembatas jalan.
Lalu, pukul 10.00.25 WIB, mobil itu menabrak angkot Sukaraja-Kota Sukabumi.
Saat itu, angkot tengah melintas di Jalan RA Kosasih dari arah Kota Sukabumi menuju Terminal Sukaraja.
Dalam video itu tampak angkot langsung terbanting dan terpental ke sebelah kanan jalan hingga ringsek dan merusak warung.
Sementara mobil Xpander masih melaju dan menabrak ruko di Jalan RA Kosasih.
Akibat kejadian itu, tiga orang meninggal dunia.
Satu di antaranya meninggal di tempat dan dua lainnya meninggal dalam penanganan medis di rumah sakit.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nenek Pengemudi Xpander yang Tewaskan 3 Orang Mengaku Rem Blong, Hasil Pemeriksaan Tak Sesuai