Namun apes yang didapat, sumur yang dibornya ternyata kering alias tidak banyak menghasilkan minyak.
Uang yang dihabiskan pun tidak sedikit. Tak menyerah, ia mencoba peruntungannya dengan mengebor di sumur lain yakni di daerah Telaga Said dekat desa bernama Pangkalan Brandan di Sumatera Utara.
Kali ini Zijklert berhasil. Dia menemukan minyak yang besar di sumur baru yang kemudian dikenal sebagai Telaga Tunggal 1.
Tak lama kemudian, sumur ini mulai berproduksi dalam jumlah komersial.
Pada tahun 1890, setelah mendapatkan untung besar dari minyak, Zijlker merasa cukup percaya diri mendirikan perusahaan bernama Royal Dutch Company yang dicatatkan di Den Hag.
Ketika Zijklert meninggal pada 27 Desember 1890, rekannya De Gelder yang bersama-sama ikut mengerjakan pengeboran minyak menemukan sumur baru lainnya di Pangkalan Brandan.
Pengeboran minyak pun langsung dilakukan, kemudian ia juga membangun fasilitas pengiriman di Pangkalan Susu agar minyak bisa diekspor melalui laut.
Pada tahun 1898, pemerintah Hindia Belanda juga telah menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan dan dermaga yang akan menjadi pelabuhan pengiriman minyak pertama di Pangkalan Susu.
Sementara itu di Kalimantan pada tahun 1897, perusahaan lain, Shell Transport and Trading Company Ltd juga menemukan minyak di Kalimantan Timur.
Baca Juga: Harus Tahu, Sejarah Kaca Mobil Antipeluru, Asal Muasal dan Siapa Penemunya