Intinya jangan salah kaprah ya... Kalau arti singkatan RPM dalam bahasa Inggris, tentu Revolutions per Minute.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia alias sudah diterjemahkan jadi Rotasi per Menit.
Kenapa disebut Revolutions per Minute, karena satuan rpm ini dalam mesin digunakan untuk menyatakan perputaran setang piston terhadap sebuah sumbu (crankshaft/kruk as), dalam satu menit.
Revolusi yang dimaksud tentu bukan lawan kata dari evolusi ya, tapi merujuk kepada gerak sebuah benda (setang piston) terhadap sumbunya (kruk as).
Sama kalau di pelajaran fisika, ada istilah revolusi bumi yang berarti gerakan bumi mengitari matahari tuh...
Balik ke soal istilah RPM di kendaraan, makanya pernah dengar dong istilah over-rev, revving, sampai rev-limiter?
Tapi tidak ada tuh istilah over-rot, rotting, atau rot-limiter karena memang basisnya dari revolutions, bukan rotations.
Dalam penerjemahan Bahasa Indonesia ada kok beberapa sumber yang yang menuliskan arti singkatan RPM sebagai revolusi per menit, sebetulnya enggak salah juga karena memang terjemahan langsungnya seperti itu.
Kalau di kendaraan seperti mobil dan motor, 1 RPM berarti 1 siklus perputaran setang piston terhadap crankshaft.
Baca Juga: Harganya Resmi Naik, Ternyata Pertamax Singkatan dari Kalimat Ini, Sayang kalau Enggak Tahu
Tapi di kebanyakan tachometer, biasanya angka rpm ditambah lagi simbol x1000 seperti gambar ilustrasi di atas.
Itu maksudnya, jika di tachometer jarum menunjuk ke angka 1 berarti perputaran crankshaft selama 1 menit adalah 1000 kali.
Biasanya motor-motor cc kecil di Indonesia saat langsam atau idle ada di angka 1.000-1.500 rpm dan paling mentok di angka 10.000 hingga 12.000 rpm.
Namun di mesin seperti motor MotoGP, revolusi per menitnya bisa tembus 16.000 hingga 19.000 rpm.
Jika mengambil contoh 19.000 rpm, berarti bila dikonversi dalam satu detik crankshaft alias setang piston melakukan 316,66 kali putaran terhadap sumbunya.