Keluar Rumah Tanpa Masker, Warga Jakarta Dihantui Resiko Jantung Koroner dan Infeksi Saluran Nafas, Ini Penyebabnya

Parwata - Kamis, 23 Juni 2022 | 17:00 WIB

Kemacetan panjang dimulai dari pintu tol Pondok Aren hingga Pasar Minggu (Parwata - )

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

Bila perlu, warga Ibu Kota disarankan untuk beralih menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal.

"Jakarta sendiri sumber emisi terbanyak itu ada di emisi bergerak sampai 75 persen sehingga memang kami mengimbau kepada seluruh warga untuk mengurangi membawa kendaraan pribadi tetapi menggunakan transportasi umum," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejak 15 Juni 2022, konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada level 148 mikrogram per meter kubik dengan kategori tidak sehat.

Kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang memburuk disebabkan oleh kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara dan faktor meteorologi yang menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5.

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 mikrometer.

Dengan ukurannya yang sangat kecil ini, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan serta gangguan pada paru-paru dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan karena Covid-19, Warga Jakarta Diminta Pakai Masker akibat Polusi Udara",