Banyak Kecelakaan, Survei KNKT dan MTI yang Sebut Skutik Kurang Aman di Turunan Panjang Malah Diprotes Warga

Harun Rasyid,Naufal Nur Aziz Effendi - Minggu, 19 Juni 2022 | 13:00 WIB

ilustrasi kecelakajaan skuter matik di turunan panjang. (Harun Rasyid,Naufal Nur Aziz Effendi - )

Otomania.com - Banyak kecelakaan, survei KNKT dan MTI yang sebut skutik kurang aman di turunan panjang malah diprotes warga.

Skuter matik (skutik) kini menjadi salah satu jenis motor yang banyak sekali peminatnya di Indonesia.

Pihak produsen pun memberikan pilihan produk skutik yang beragam, mulai dari genre sampai pilihan kubikasi mesinnya.

Selain itu, kepraktisan berkendara yang tidak memerlukan menekan kopling dan mengoper gigi juga menjadi salah satu kelebihan skutik.

Tapi di balik segala kelebihannya tersebut, sobat Otomania juga harus tahu kalau skutik juga memiliki kelemahan.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI,) menilai skutik terbilang kurang aman untuk jalanan menurun yang panjang.

Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, menyebut pihaknya dan KNKT sempat melakukan survei tentang peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan.

Lokasinya berada di Jalan Bandungsari-Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

"Dari hasil survey, seringkali terjadi kecelakaan pada motor yang mayoritasnya bertransmisi otomatis. Sebab engine brake skutik kurang optimal dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang," ujarnya dalam rilis resmi MTI, Jumat (17/6/2022).

Baca Juga: Jangan Dikosongin, Gas Motor Matik Justru Harus Tetap Ditarik saat Melintasi Turunan Tajam, Begini Penjelasannya

Kemudian dari hasil survei KNKT di 2020, ditemukan banyak kecelakaan motor yang mengakibatkan banyak korban jiwa di lokasi tersebut.

"Selama kurang lebih satu tahun telah terjadi kecelakaan motor di ruas jalan Gunung Lio yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dan 95 persen di antaranya menggunakan skutik," sebut Djoko.

Kecelakaan skutik di turunan, dilaporkan juga terjadi di wilayah lainnya seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Probolinggo, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen di Banyuwangi, Pendakian Gunung Buthak di Malang, hingga Taman Wisata B-29 di Lumajang.

"Di beberapa tempat tersebut sebenarnya pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung dengan skutik. Tapi pemasangan spanduk tersebut mendapat protes dari masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan skutik," terang Djoko.

Protes tersebut, berujung pada penurunan spanduk peringatan soal bahaya menggunakan skuter matik di kawasan tersebut.

Lebih lanjut, KNKT kini telah mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terlalu memaksakan penggunaan kendaraannya.

Artinya gunakanlah kendaraan sesuai dengan fungsi dan kemampuan yang dimiliki, sebab berkendara dengan baik adalah kunci utama keselamatan.

Sebagai catatan, MTI juga menyatakan bahwa setiap kendaraan yang dirancang oleh pabrikan memiliki kegunaan yang harus disesuaikan dengan maksud dan tujuannya masing-masing.

Jadi demi meminimalisir kejadian serupa terulang, MTI menyarankan agar diadakannya sosialisasi safety riding terkait penggunaan motor bertransmisi otomatis oleh kementerian terkait.

"Sedangkan untuk pabrikan atau industri motor, selain memberikan buku manual pemeliharaan kendaraan juga diterbitkan buku panduan keselamatan berkendara," tutup Djoko.

Baca Juga: Jutaan Pemilik Skutik Honda Belum Tahu Fungsi Kotak Hitam di Bawah Sokbreker Belakang, Isinya Penting Lho!