Kebanyakan warga sekitar Pasirharjo sudah memahami tidak berfungsinya sirine dan lampu peringatan tersebut. Namun tidak bagi warga luar Pasirharjo.
"Termasuk korban yang tadi. Meskipun mereka berasal dari desa tetangga, Desa Kendalrejo, tapi mereka sudah menetap di Bandung. Jadi kecil kemungkinan keduanya tahu bahwa sirine dan lampu tidak berfungsi," tuturnya.
Warga setempat dan perangkat pemerintah Desa Pasirharjo tidak tinggal diam.
Warga sudah beberapa kali melaporkan kondisi matinya sirine dan lampu peringatan di tiga perlintasan tersebut kepada Dinas Perhubungan setempat.
Namun, hingga kini belum dilakukan perbaikan oleh pihak terkait sehingga warga sempat beberapa kali meminta agar tiang-tiang penyangga sirine dan lampu peringatan itu dibongkar saja.
"Alasan warga karena masih terlihatnya sirine dan lampu peringatan membuat warga terkecoh. Sirine dan lampu tidak menyala padahal ada kereta mau lewat. Ini berbahaya," ujarnya.
Warga berharap jika lampu dan sirine tak kunjung diperbaiki maka sebaiknya sirine dan lampu beserta tiangnya dibongkar saja.
Karena usulan pembongkaran juga tidak dikabulkan, kata dia, pada Februari lalu warga bergotong royong memasang banner peringatan di tiga perlintasan tersebut.
Banner-banner berukuran 1,5 meter x 1 meter itu berbunyi "Awas...!!! Sirine Perlintasan Tidak Berfungsi. Pastikan Aman Sebelum Melintas".
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pegawai PT KAI Jadi Korban Tabrak Kereta di Perlintasan Tanpa Palang Pintu, Terkecoh Hal Ini?