Menurut Marcell, salah satu dampak dari hal tersebut adalah pada keseimbangan mobil yang berubah.
"Dengan begitu center of gravity kendaraan juga akan berubah," ungkap Training Director The Real Driving Center ini.
Selain itu, drag force juga akan meningkat sehingga konsumsi bahan bakar kendaraan akan lebih boros.
"Ada juga kemungkinan barang bawaan terjatuh dan membahayakan pengguna jalan lain disekitarnya," tuturnya.
Ia menyarankan, masyarakat yang hendak membawa barang bawaan lebih baik ditaruh di dalam mobil saja.
"Lebih baiknnya lagi barang bawaan terpisah dengan penumpang meski berada di dalam kabin," ungkapnya.
Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir bahaya yang bisa mengenai penumpang saat mobil mengalami kejadian tidak diinginkan.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu juga mengatakan hal serupa.
Menurut Jusri, membawa barang bawaan di atap memiliki banyak kerugian selain dari potensi kecelakaan lalu lintas.
"Sebisa mungkin tidak menaruh barang bawaan di atap, bila memang sudah tidak muat jangan paksa dibawa," ujar Jusri.
Ia berpendapat, yang perlu diutamakan saat bepergian adalah keselamatan dalam berkendara.
Terlebih perjalanan yang ditempuh adalah untuk pulang dan bertemu dengan keluarga di kampung halaman seperti saat libur Lebaran seperti saat ini.