"Selain itu katup bisa macet sehingga rawan tertabrak piston yang dapat menyebabkan kerusakan mesin cukup parah seperti piston berlubang, klep bengkok, atau setang piston bengkok," tambah pak Yus.
Untuk octane booster yang berbasis non logam atau yang terbuat dari NMA (N-Methyl Anilie) menurut pak Yus lebih aman dibandingkan yang berbahan dasar logam.
"Tetapi ada kadar maksimum yg diijinkan karena jika berlebih dapat menimbulkan deposit pada kepala piston, sehingga rawan terjadi kerusakan mesin," tutur pak Yus.
Meski begitu, menurut pak Yus dalam batas yang bisa ditolelir, deposit di kepala piston justru menaikkan kompresi sehingga performa bisa meningkat.
Selain dua hal tadi, octane booster yang menggunakan MTBE (Methyl Tert-Butyl Ether) yang berbasis organik memiliki kelemahan karena sifatnya yang higroskopis atau menarik kelembapan udara.
Hal itu membuat kadar air di dalam tangki bensin akan meningkat sejalan lama waktu penyimpanan bensin.
Selain itu, jika tangki BBM mengalami kebocoran, MTBE akan mudah terlarut dalam air.
Yang dapat mencemari air tanah serta bersifat karsinogen jika air tanah tersebut dikonsumsi manusia.
Nah itu tadi kelemahan dari menggunakan cairan octane booster untuk mesin motor.