Baca Juga: Ternyata Ini Kepanjangan KTM, Tim yang Juara MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika
Meski waktunya terbatas, Miguel Oliveira pun mulai bisa mengatur kegiatannya sedikit demi sedikit.
"Aku siswa normal, tapi prioritasku adalah motor dan aku bersepeda atau ke gym selama 3 jam sehari sebelum latihan maupun aktivitas lainnya," ungkapnya.
Menurutnya, sebagai pembalap harus bisa mengatur waktu agar semua yang ia inginkan bisa terlaksana termasuk menjadi dokter gigi.
Di sisi lain, Miguel Oliveira punya alasan tersendiri kenapa dokter gigi sebagai pilihannya.
"Pertama aku ingin medis karena banyak peminatnya, tapi jarak kampusnya terlalu jauh dari rumah," imbuhnya.
Ia pun mencari informasi dan keluarganya menjelaskan apa yang bisa Oliveira kupelajari.
"Yang kutemukan adalah soal dokter gigi, mereka (keluarga) bilang jangan, namun aku meyakinkan karena kampusnya dekat," lanjutnya.
Karena menggeluti dunia balap, salah satu teman Miguel Oliveira pun sempat memintanya belajar tentang mesin.
"Temanku di Spanyol yang juga memiliki klinik di Madrid menyuruhku belajar mesin, tapi aku bilang tidak menyukainya," tuturnya.
Untungnya, dosen Miguel Oliveira masih memberikan toleransi kepadanya soal praktik dokter giginya demi karier balapnya.
Bahkan Miguel Oliveira sangat percaya diri dan yakin bisa menjadi dokter gigi usai pensiun dari balapan.
Selain itu Miguel Oliveira, punya cita-cita lain jadi dokter di MotoGP juga.