Hal tersebut memulai rencana YIMM memboyong beberapa skutik untuk dijual di Indonesia.
“Tadinya kami mau impor dari Jepang tapi ternyata harganya mahal, akhirnya kami ambil dari Yamaha Taiwan di mana skutik-skutik itu juga laku,” ujar Dyon.
Yamaha Glide yang dijual di Indonesia memiliki ukuran mungil dengan mesin berkubikasi 90 cc, sementara Majesty memiliki ukuran yang cukup gambot dengan mesin 125 cc.
“Majesty yang punya perangai big bike itu juga bisa dibilang cikal-bakalnya NMAX nanti,” senyum Dyon.
Mulai dipasarkan pada 1999, sayangnya Yamaha Glide dan Majesty hanya bertahan hingga tahun berikutnya akibat penjualan yang tidak memuaskan.
“Tapi itu tidak membuat kami menyerah (dengan skutik), kami pun coba lagi dengan Nouvo, tapi masih nggak laku juga,” tawa Dyon.
Kegagalan Yamaha Glide, Majesty dan Yamaha Nouvo menunjukkan bahwa pasar Indonesia di era 2000-an awal masih belum bisa menerima kehadiran skutik.
Namun, ‘reformasi’ skutik yang berusaha dilakukan Yamaha di Indonesia akhirnya akan berbuah hasil pada 2003, ketika mereka meluncurkan skutik legendaris Yamaha Mio.
Sedangkan Yamaha Majesty menjadi 'nenek moyang' dari NMAX 155 yang kembali merevolusi pasar skutik Indonesia, ketika diluncurkan pada 2015.