Sedangkan menurutnya, listrik sebagai bahan bakar EV seluruhnya diproduksi di dalam negeri atau tidak impor.
"Jadi dengan penggunaan kendaraan listrik, masyarakat berkontribusi dengan beralih dari belanja impor menjadi belanja domestik," kata Hikmat.
Lebih lanjut ia juga menyebut, biaya operasional kendaraan listrik jauh lebih murah dibanding kendaraan konvensional.
"Untuk biaya bahan bakar yang terbukti dari roadshow kami dengan mobil listrik dari Jakarta ke Bandung, dalam perjalanan 10 kilometer (km) itu menghabiskan daya 1 kWh. Sedangkan harga 1 kWh listrik itu kalau dibulatkan hanya Rp 1.500," papar Hikmat.
"Sementara kalau mobil bensin, 10 km rata-rata menghabiskan biaya sekitar Rp 9.000 untuk satu liter BBM," sambungnya.
Dari perbandingan tersebut Hikmat menyatakan, bahwa pemakaian kendaraan listrik jauh lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
"Jadi terlihat perbandingannya bisa 1 per 6 kali lebih hemat. Belum lagi PLN memberi diskon 30 persen dalam overnight charging dari pukul 22.00 sampai 05.00 yang membuat biaya pengecasan bahan bakar kendaraan listrik lebih murah lagi," sebutnya.
Selain itu, PLN juga menawarkan penambahan daya listrik di rumah dengan biaya yang terjangkau.