Untung menjelaskan, sahabat Soekarno yang bernama Sudiro mendekati sopir mobil Buick 8 yang sedang beristirahat.
Sementara sang pemilik si pejabat Jepang itu sedang mengikuti rapat. Tanpa diketahui si pemilik mobil, Sudiro merayu sang sopir secara diplomatis.
Ia menegaskan jika mengingkan mobil ini untuk Presiden Indonesia yang kalau itu dijabat Bung Karno.
Berkat rayuan itu, sang sopir pun memberikan kunci mobil tersebut kepada Sudiro.
"Dan sopirnya itu diberi uang 300 rupiah untuk kembali pulang ke Kebumen," jelas Untung. Tujuannya agar si sopir dapat melarikan diri dari pemilik mobil.
Setelah kejadian itu, Sudiro melarikan mobil Buick 8 ini ke rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur no. 56.
"Mungkin dia (pemilik mobil) tidak memikirkan tentara republik yang mengambil (mobil). Mungkin perhatiannya kepada sopirnya yang membawa kabur, entah di bawa kemana," tuturnya.
Karena di saat itu tak banyak orang yang bisa mengemudikan mobil. Hanya orang-orang pribumi tertentu yang dilatih dan orang asing.
"Nah, mobil ini sebenarnya tersimpan di rumah Bung Karno," tambah Untung.
Mobil tersebut pun dipakai untuk pelaksanaan tugas Soekarno sebagai Presiden RI.
Selain Mobil REP-1, Museum Joang 45 juga menyimpan Mobil REP-2 yang digunakan oleh Mohammad Hatta dan mobil Imperial yang dipakai oleh keluarga Soekarno.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Di Balik Mobil "Curian" untuk Bung Karno "