Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan.
Posisi boncengan yang disarankan ialah pembonceng menghadap ke arah depan.
“Motor itu tidak mengenal kata stabil, motor itu hanya seimbang. Pengemudi baik dinilai dari tiga aspek, yaitu pergerakan (kecepatan) sesuai kondisi, lintasan (menanjak tikungan dan lainnya), dan posisi berkendara,” katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Selain menghadap depan, posisi duduk pembonceng juga sebaiknya dekat dengan bandan pengendara.
“Selain itu, juga penumpang harus membekap atau memeluk pengendara, seperti menyatu,” kata Jusri.
Bila yang dibonceng ialah wanita dan bermasalah dekat-dekat dengan pengendara yang bukan pasangannya, cukup menempelkan lutut ke pinggang pengendara.
Dengan menempelkan bagian dalam kedua lutut, hal itu bisa menggantikan posisi rapat yang disarankan dalam posisi berkendara yang baik dan benar.
“Kalau tidak bisa menyatu karena konstruksi motor misalnya Harley-Davidson, karena bukan pasangan, kedua bagian dengkul itu harus membekap pinggul pengemudi,” kata Jusri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fungsi Utama Behel Sepeda Motor Bukan untuk Pegangan Boncenger",