Otomania.com - Beberapa orang senang sekali meletakkan sepeda di mobil.
Ada orang yang membawa sepeda dengan memasukkan ke dalam mobil.
Dan cara lainnya adalah dengan cara mengunakan aksesori tambahan berupa bike rack atau bracket pegangan.
Bike rack sendiri, pilihan dan model cukup banyak, seperti untuk rak di buritan, bagasi, hingga di atap mobil.
Tapi, posisi letak sepeda yang salah bisa membahayakan kendaraan.
Baca Juga: Mobil Kursus latihan Mengemudi Bikin Kesal? Sabar... Ini Cara Aman Mendahuluinya di Jalan
Dilihat dari sudut pandang safety, ada beberapa hal yang harus diperhatikan gowesmania supaya aman saat membawa sepeda.
Menurut Bintarto Agung, Presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Consulting (IDDC).
Membawa sepeda di mobil ada dua cara yakni dimasukkan ke dalam mobil dan menggunakan bike rack.
"Dimasukkan ke dalam mobil, ini untuk mobil yang mempunyai ruang bagasi yang cukup atau mempunyai fasilitas trunk splitter di mobil wagon, hatchback, MPV dan SUV," ujar Bintarto.
"Kemudian dengan menggunakan bike rack. Ini ada beberapa merek dan tipe terbaik seperti Allen Sport Deluxe Hitch Mounter, Saris Bones 2-Bike Trunk Rack, Thule T2 Pro XT2 Bike dan Tyger Auto Deluxe Carrier Rack," sambungnya saat diwawancara pada tahun 2021.
Bintarto menjelaskan apapun tipe dan model yang dipakai untuk membawa sepeda di mobil.
Yang paling utama harus diperhatikan adalah, kondisi sepeda terkunci dengan benar.
"Pertama, cara mengikat dan mengunci dengan benar dengan membaca buku manual," kata Bintarto.
Baca Juga: Ini Yang Perlu Dilakukan Saat Mengemudi di Malam Hari, Tetap Terjaga dan Konsentrasi
Ia menambahkan, cek dan periksa semua braket apakah telah seusai dan terikat dengan kencang.
Agar tidak sampai kendur atau terlalu kencang supaya tidak merusak bagian mobil.
Bintarto mengimbau agar tidak memaksakan membawa sepeda yang berlebihan dan melebihi dimensi.
Namun apabila dimensi sepeda terlalu lebar, ia menyarankan untuk menggunakan kaca spion tambahan.
"Gunakan kaca spion cembung atau mirror extention apabila terlalu banyak melebihi dimensi lebar bawaan," terangnya.
Lebih lanjut, Bintarto menerangkan sebelum melakukan perjalanan, gowesmania harus membuat rencana perjalanan yang baik atau journey management.
Serta berkendara dengan merapkan perilaku defensive driving atau cara mengemudi aman, benar dan bertanggung jawab.
"Lakukan perjalanan dengan tidak melebihi kecepatan yang diperbolehkan dan berkendara selalu mematuhi aturan dan perundangan berlalu lintas yang berlaku," tuturnya.
"Terakhir, terapkan selalu 4A yakni awarness (kesadaran), alertness (kewaspadaan), attitude (sikap) dan anticipation (antisipasi)," pungkasnya.