"Jujur, dulu saya enggak mengerti bagaimana caranya (mengkoversi sepeda listrik). Saya cari-cari info dan akhirnya ketemu alat konversi dari sepeda biasa ke sepeda listrik," kata Gede saat diskusi virtual dengan OTOMOTIF Group, Jumat (19/2/2021).
Singkat cerita, setelah berhasil membuat sepeda listrik pertamanya, Gede diundang ke salah satu workshop sepeda listrik yang ada di Nusa Dua, Bali.
Di sana, Gede mempelajari banyak hal terkait sepeda listrik. Bahkan, ia juga dipinjamkan satu unit sepeda listrik selama empat bulan untuk dipelajari sistemnya.
Setelah berhasil mempelajarinya, Gede mulai membuat model sepeda listrik lain, dan akhirnya dilirik oleh sejumlah instansi pemerintahan.
Baca Juga: Uniknya Sepeda Listrik Baru Bikinan Harley-Davidson, Membawa Nostalgia Motor Pertama Mereka
Untuk komponen yang dipakai, Gede mengaku hampir seluruh komponennya menggunakan part dari sepeda.
"Tujuannya supaya kalau ada trouble, konsumen bisa ke bengkel sepeda terdekat untuk diperbaiki. Karena sebenarnya sepeda listrik kami komponennya sama dengan sepeda biasa," kata Gede.
Ia menuturkan, sejak 2016 Le-Bui sudah memiliki banyak model sepeda listrik yakni tipe Semar, Puma, Garuda, Matador, Bingo, 911 Adventure, Vanara, Cirkit, dan Bima.
"Yang spesial adalah model CIRKIT, karena di-desain oleh orang Amerika dan diproduksi oleh kami," terang Gede.
"Desain ini baru satu tahun, tapi sudah laku hampir 60 unit," tambahnya.
"Untuk model CIRKIT, yang versi 1000W kisaran harga Rp 40 jutaan, sedangkan versi 3000W kisaran Rp 55 jutaan. Semua pemesanan dilakukan secara pre-order," ucapnya.
Untuk spesifikasi sepeda listrik Le-Bui ini, Gede sendiri mayoritas menggunakan beberapa model spek.
Misalkan yang pertama pakai dinamo 1000W yang dipadukan baterai 60V/30Ah, dengan top speed 60 km/h dan daya jangkau 90 km dalam sekali pengisian baterai hingga penuh.
Ada juga versi lain yang memakai dinamo 3000W dengan baterai72V/30Ah, top speed 80 km/h dan daya jangkau 90 km dalam sekali pengisian baterai hingga penuh.