"Kemudian Marini tiba. Selain memulai proyek dan menjadi pemimpin proyek VR46 di Moto2, aku sebenarnya bekerja di boks Bagnaia," jelasnya.
Nah, ada cerita unik saat pertama kali Munoz ditunjuk naik pangkat jadi kepala mekanik Rossi di Yamaha.
"Komando di tim Sky adalah Pablo Nieto, Uccio Salucci, lalu Valentino. Di Brno mereka duduk kemudian bilang ada 2 berita untukku, satu baik dan satu buruk. Mana yang ingin kudengar? Ku bilang yang jelek dulu," ungkap Munoz.
Baca Juga: Tampil Gaya Ala Sultan Cuma Modal Rp 150 Jutaan, Ini 3 Mobil Bekas Yang Bisa Dijadikan Pilihan
"Mereka bilang aku dikeluarkan, lalu aku bertanya apa berita yang bagus. Ternyata bos ingin aku bersamanya (di Yamaha)," jelas Munoz.
Ia pun mengaku beban yang ditanggungnya saat menangani pembalap MotoGP jauh lebih berat.
"Pengalamanku nol di MotoGP dan aku bertanya aku bisa apa untuk Valentino. Tapi kupikir dia memilihku karena dia percaya padaku untuk memberikan sesuatu untuknya," jelasnya.
Selain itu, yang jadi perbedaan besar adalah banyaknya orang di paddock Rossi dan cukup membuatnya gugup dengan hal itu.
"Aku tak punya waktu beradaptasi. Aku datang dari balapan Moto2 terakhir kemudian memakai seragam Valentino dan bekerja dengannya keesokan harinya. Aku harus mempelajarinya dengan cepat," lanjutnya.
"Aku sangat kagum duduk bersama Valentino. Tapi kukatakan satu hal, semuanya lebih mudah bagiku jika tidak ada banyak jurnalis dan fotografer di paddock ini. Itu akan membuatku lega," tuntas Munoz.