Banyak Banget Fungsi Punuk di Baju Balap MotoGP, Ini Sejarah Lengkapnya

Rezki Alif Pambudi,Parwata - Minggu, 24 Januari 2021 | 09:00 WIB

Sejarah punuk baju valap MotoGP, bukan cuma fitur keselamatan tapi aerodinamika (Rezki Alif Pambudi,Parwata - )

Pembalap profesional asal Bologna, Pierfrancesco Chili, adalah pembalap pertama yang memakai punuk di 1988.

Beberapa tahun setelahnya, barulah potensi part baru perlindungan pembalap mulai diakui.

Adalah Jean Philippe Ruggia, pembalap pertama yang menikung memakai sikunya, yang semakin membuat punuk ini populer.

Dainese
Pierfrancesco Chili memakai wearpack dengan punuk di 1988

Setelah mencoba racing suit baru dengan punuk, Ruggia merasakan kestabilan yang jauh lebih baik saat melaju di kecepatan tinggi.

Pembalap asal Prancis ini mencari posisi terbaik saat melaju dengan kecepatan tinggi memakai punuk ini.

Kemudian Ruggia semakin paham posisi tersebut membuat pembalap lebih nyaman soal konsentrasi, lebih menghemat energi, dan tentu lebih cepat.

Gerakannya menjadi dasar seperti yang sering kita lihat sekarang ini. Posisi itu sangat menguntungkan dari sisi keselamatan dan kecepatan.

Baca Juga: Valentino Rossi Ternyata Rajanya Runner-up MotoGP, Sering Banget di Posisi Kedua

Dainese.com
Punuk di baju balap pembalap MotoGP

Sejak saat itu, punuk terus dikembangkan dari 2 sisi. Pertama dari aerodinamika dan kedua dari keselamatan.

Riset di terowongan angin pada pertengahan 90-an membuat ilmu soal aerodinamika punuk semakin jelas.

Punuk semakin berkembang dan bentuknya semakin kompak dengan helm, tangki motor, posisi riding, dan juga punggung pembalap.

Bahkan saat ini punuk berisi otak yang akan mengaktifkan fitur keselamatan airbag yang akan menyala dalam waktu sepersekian detik.

Otak ini mengendalikan banyak sensor yang memantau beberapa data penting.

Selain itu punuk juga mengendalikan suhu wearpack yang dipakai agar pembalap tidak kepanasan.

Punuk bahkan dipakai untuk menyediakan minum terutama untuk balapan di wilayah tropis yang membuat pembalap mudah dehidrasi.

Terakhir sejak 2016, selain airbag, punuk juga dilengkapi lampu LED yang bisa menyala saat pembalap jatuh.

Sebagai pemberi tahu agar pembalap lain bisa mengetahui posisi pembalap yang jatuh tadi, terutama saat balapan gelap atau saat cuaca buruk dimana visibilitas minim.