Faktor terpenting adalah material yang digunakan, yakni Nomex.
Dikutip dari Formula1-dictionary.net, Nomex adalah material yang tahan api dan merupakan serat ringan yang sudah mengalami pengujian termal di laboratorium.
Baju balap dengan bahan Nomex mampu menahan api dengan suhu 400 derajat Celcius sampai 800 derajat Celcius.
Baju balap yang dipakai para pebalap dan kru pit, memiliki manset elastis pada pergelangan tangan dan kaki yang terbuat dari dua hingga empat lapisan Nomex. Satu baju balap harus melewati 15 kali pencucian dan 15 kali dry cleaning sebelum akhirnya diuji.
Bahan ini selanjutnya diuji termal mulai 600 derajat Celcius hingga 800 derajat Celcius.
Bagian dalamnya tidak boleh lebih dari 41 derajat Celcius, setidaknya dalam 11 detik.
Bagian ritsleting pada baju balap ini juga harus mampu menahan suhu yang sama dan tidak boleh meleleh atau menghantarkan panas ke dekat kulit penggunanya.
Selain itu, semua benang atau bahan yang digunakan untuk menjahit logo sponsor juga harus tahan api.
Meski demikian, baju balap haruslah ringan dan memiliki pori-pori agar masih ada sirkulasi.
Di dalam baju balap tersebut, pebalap menggunakan lapisan pakaian dalam yang juga tahan api.
Balaclava yang digunakan sebelum memakai helm juga tahan api.
Sarung tangan balap yang digunakan juga terbuat dari bahan Nomex yang tipis.
Di bagian telapak tangan, terbuat dari bahan suede untuk memberikan sensitivitas pada pengemudi.
Sedangkan sepatu balap, juga dibuat dengan bahan tahan api yang lembut dan empuk.
Sol karetnya jauh lebih tipis daripada sepatu biasa. Tujuannya untuk memberikan kontak yang akurat dan bebas slip dengan pedal mobil.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pebalap F1 Selamat dari Kobaran Api, Ini Rahasia Pada Baju Balapnya".