Sejak saat itu Hetrick mulai memikirkan cara untuk melindungi penumpang ketika mobil tiba-tiba berhenti.
Baca Juga: Waspada Beli Mobil Bekas yang Airbag-nya Sudah Meledak, Ini Cara Memeriksanya
Ia pun membuat sketsa bantalan pengaman untuk kendaraan, dan berhasil mendapatkan paten pada tahun 1952 di Amerika.
Sementara di lain benua tepatnya di Jerman, Walter Linderer membuat airbag dengan sistem udara yang terkompresi.
Airbag bikinannya bisa diaktifkan oleh benturan bumper atau dikembangkan sendiri oleh pengemudi.
Namun seiring perjalanan waktu, sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa udara terkompresi tidak mampu menggembungkan kantung udara dengan cukup cepat agar efektif.
Baru sekitar tahun 1960 hingga akhir 1970-an, pabrikan otomotif mulai bereksperimen untuk membuat air bag yang nyaman dan efektif.
Baca Juga: Masalah pada Airbag, Toyota Recall 60.000 Unit All New Rush di Indonesia
Pada tahun 1968, Allen Breed pertama kali menemukan sensor dan sistem keamanan yang dianggap sebagai sistem airbag pertama.
Pabrikan yang pertama kali menggunakan airbag ini adalah Ford Motor Company pada tahun 1971.
Kemudian General Motors juga memasang airbag di Chevrolet Impala 1973.
Di tahun-tahun selanjutnya, fitur ini mulai ditawarkan ke publik namun masih dijual sebagai perangkat terpisah dan opsional.
Para insyinyur otomotif masih terus melakukan penelitian untuk mengembangkan fitur ini.
Pada tahun 1981, Mercedes-Benz memperkenalkan perangkat keselamatan yang selangkah lebih modern.
Yakni dengan sensor yang akan mengencangkan sabuk pengaman dan mengembangkan airbag jika ada benturan.
Selama dekade tersebut, hampir semua pabrikan otomotif mulai menjadikan airbag sebagai perlengkapan standar di kendaraan mereka.
Hingga saat ini, airbag dan sudah seperti perangkat wajib di semua mobil modern.