Praktisi Keselamatan: Kendarai Motor di Indonesia Adalah Aktivitas Paling Berbahaya di Muka Bumi

Adi Wira Bhre Anggono - Rabu, 30 September 2020 | 14:30 WIB

Ilustrsi Kecelakaan maut diduga karena rem blong (Adi Wira Bhre Anggono - )

Otomania.com - Aktivitas mengendarai kendaraan roda dua atau motor di Indonesia disebut sebagai aktivitas berbahaya oleh pakar keselamatan.

Hal ini berkaitan dengan tingginya jumlah korban kecelakaan yang melibatkan pengendara motor di Indonesia.

Mengendarai sepeda motor sendiri sebetulnya bukan hal sepele, karena merupakan aktivitas yang menuntut keterampilan individual.

Aan Mulia Pawarna, Trainer Director di Global Defensive Driving Center (GDDC), menggambarkan bahwa berkendara di jalan raya Indonesia adalah tindakan paling berbahaya di muka bumi.

Baca Juga: Kejadian Lagi, Baju Kelilit Rantai Motor Bikin Ibu-ibu Meninggal Dunia, Badan Ngebentur Aspal

Istimewa
Kecelakaan di Jalan RM Hadi Soebeno Mijen Kota Semarang akibatkan satu pengendara motor tewas di tempat, Rabu (12/8/2020).

"Saya berani bilang mengendarai sepeda motor adalah aktivitas paling berbahaya di Indonesia," kata Aan dalam diskusi virtual 75 Tahun RI dengan tajuk "Sudahkan Kita Merdeka di Jalan Raya", Selasa (29/9/2020).

Secara keseluruhan, Aan mengatakan setiap tahun setidaknya ada puluhan ribu orang terlibat kecelakaan jalan raya.

Mereka bisa menjadi penyebab, terlibat, dan korban kecelakaan.

Aan mengatakan, ada tiga faktor penyebab kecelakaan, yakni manusia, kendaraan, dan alam.

Dari ketiga faktor itu, manusia paling dominan, yakni sekitar 90 persen.

Baca Juga: Jupiter Z Remuk Diseret Angkot yang Sopirnya Masih Remaja, Si Pemotor Tewas

Oleh karena itu, kata dia pengendara harus memiliki keahlian berkendara sebagai senjata pertahanan diri saat berkendara.

Kasusnya sama seperti tentara yang harus memiliki senjata saat terjun ke medan perang.

"Jadi, pengendara motor juga harus memiliki senjata saat turun ke jalan raya," kata Aan.

Kasubdit Kamsel Ditlantas Polda Metro Jaya Herman Ruswandi, mengatakan, pada 2019 kasus kecelakaan mencapai 8.877 dengan meninggal dunia 559 orang dan luka-luka sebanyak 8.318.

Jumlah itu naik tajam dari 2018, yakni 5.903 kasus, korban meninggal 567 orang, dan luka-luka 5.336 orang.

Baca Juga: Pengendara Moge Dihadang, Vario Dipalangkan Menutup Jalan, Rupanya Masalah Ini Jadi Penyebab

Merujuk data Korlantas Mabes Polri dan Badan Pusat Statistik (BPS), 10 tahun terakhir jumlah orang meninggal akibat kecelakaan lalin semakin tinggi.

Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan, hal itu terlihat dari naiknya fatalitas kecelakaan lalin sebesar 33 persen menjadi 12,4 pada 2018, dibandingkan 2009 yang hanya 8,6.

Pada 2018, dari 100.000 penduduk ada 12 orang meninggal akibat kecelakaan.

Lebih tinggi dari 2009 yang mana dari 100.000 penduduk hanya sembilan orang meninggal akibat kecelakaan.

Artikel serupa telah tayang pertama kali di Kompas.com dengan judul "Praktisi Sebut Naik Sepeda Motor di Indonesia Paling Berbahaya".