Untuk itu para petani lokal meminta bantuan kepada petugas penyelamat untuk mengevakuasi mayatnya dan membawanya ke kota terdekat.
Baca Juga: Kisah Sopir Pengantar Jenazah Korban Mutilasi di Kalibata, Kerap Merasa Sedih
Tantangan pun harus dihadapi petugas penyelamat, karena mereka tidak mempunyai mobil yang bisa membawa jasadnya keluar dari desa.
Jadi, salah satu petugas yang berani memutuskan untuk mengikat mayat si wanita yang diyakini sudah tewas selama 24 jam itu dengan memboncengkannya di sepeda motor.
Dilansir The Sun pada Jumat (25/9/2020), rombongan tim penyelamat itu berkendara selama enam jam sebelum menemukan rumah duka.
Mayatnya lalu mendapat upacara sebelum dimakamkan.
Tim penyelamat sempat menceritakan pengalaman unik ini selama hidupnya.
Baca Juga: Jenazah Pasien Reaktif Covid-19 Dibonceng Motor, Orang Tua Ambil Paksa dari Rumah Sakit
Memboncengkan jenazah nyatanya sempat membuat tim penyelamat juga ketakutan.
Namun di luar dugaan, rasa kemanusiaan rupanya lebih besar dibanding rasa takut mereka.
"Ini adalah tugas terberat yang pernah kami lakukan. Dibutuhkan sebuah keberanian untuk menunaikan pekerjaan seperti ini," jelas ketua tim.
Adapun bagi warga desa, mereka dilaporkan berterima kasih kepada tim penyelamat karena sudah membawa dan memakamkan wanita tersebut.
Suku Mlabri disebut merupakan etnis yang hidup di antara Thailand dan Laos, dengan jumlah mereka dilaporkan berada di angka 400 jiwa.
Hingga saat ini, kelompok yang disebut nomaden itu menjalani tradisi kuno seperti mengumpulkan makanan dengan cara berburu.
Artikel ini telah tayang di Tribun-medan.com dengan judul "Nasib Pilu Nenek 70 Tahun, Meninggal Jasadnya Terpaksa Diikat di Motor, 6 Jam Perjalan ke Rumah Duka".